Timnas U16 Basket Putra Indonesia masih harus berjuang di FIBA Asian Championship U16. Di fase grup lalu, tim merah putih belum berhasil mendapat hasil manis dari dua pertandingan.
Di laga pertama, mereka kalah dengan Lebanon dengan hasil akhir 49-76. Disusul oleh kekalahan kedua saat melawan Iran dengan skor 37-66. Hal itu membuat Rifki Antolyon, pelatih Timnas U16, harus mengevaluasi serta menyusun formula kembali bagi tim asuhannya.
Timnas U16 akan melawan India di babak kualifikasi FIBA Asian Championship U16. Laga dua tim nasional ini akan dilangsungkan Kamis 16 Juni pukul 18.00 waktu setempat, atau 22.00 WIB. Partai ini sekaligus menjadi penentuan tim mana yang akan melaju ke perempat final.
Cliff Louis, salah satu pemain DBL yang juga memperkuat Timnas U16 di ajang ini menuturkan, ia dan rekan menuai banyak evaluasi dari dua kekalahan sebelumnya. Terutama dalam hal rebound dan transisi bertahan.
“Waktu lawan Lebanon dan Iran paling kerasa di postur dan fisiknya. Mereka punya tinggi dan power yang jauh lebih besar dari kita,” ungkapnya. “Coach Rifki kasih evaluasi di shooting dan defense.”
Meski baru pertama kali merasakan bertanding di ajang internasional, Cliff sendiri mengaku ingin berusaha maksimal di lapangan. “Drive dan rebound agak susah, tim harus main lebih tenang dan benahi akurasi shooting kita,” jelasnya.
Lebih lanjut, Cliff menjelaskan beberapa kesalahan yang dihadapi Timnas U16 saat melakoni dua laga sebelumnya. Kala melawan Lebanon, tim merah putih bisa mengimbangi rebound mereka. Timnas U16 mengumpulkan 53 rebound secara keseluruhan. Selisih 5 rebound dari Lebanon yang mengoleksi total 58 rebound.
Namun, perbedaan yang signifikan terjadi kala mereka melawan Iran. Indonesia hanya bisa mencetak 38 rebound. Sedangkan Iran kuat dengan catatan 61 reboundnya. Hal itu membuat Cliff dan rekan fokus bebenah diri jelang babak kualifikasi dimulai.
“Dari dua pertandingan, kita susah bergerak terutama saat offense. Memang karena postur tubuh mereka lebih unggul,” aku Cliff. “Di game berikutnya kita harus main lebih tenang dan percaya diri saat eksekusi bola. Harus main pintar juga buat mengakali kalah sizenya.” (*)
Foto: FIBA