Brylia Tumanduk, alumni DBL All-Star 2019, kembali mengikuti Honda DBL Camp 2022 dan berhasil jadi Top 24 Campers. Di tengah kesibukannya berkuliah, Brylia tetap bisa menyeimbangkan antara performa akademis dan permainan basketnya. Bagi dara ini, dunia akademis dan kegemaran bermain basket tak boleh ada yang terlupakan.
Brylia kini memasuki semester 3 jurusan Teknik Industri di Universitas Pelita Harapan Tangerang dan mengikuti kelas akselerasi. Ia diterima di universitas tersebut melalui jalur prestasi mengingat ia memiliki segudang pencapaian di bidang basket.
Beruntung bagi dara kelahiran 18 tahun lalu ini, pekuliahannya sedang libur sejak awal Mei hingga nanti akhir bulan. Brylia merasa beruntung tidak perlu izin kuliah untuk ikut Honda DBL Camp 2022, tidak seperti saat ia harus izin saat mengikuti Liga Mahasiswa akhir 2021 lalu.
Brylia juga aktif mengikuti kegiatan kepanitiaan meski tetap tahu batas akan kemampuannya. “Gak mau main ambil-ambil aja karena ada latihan basket dan materi perkuliahan mulai sulit, kalau mau ambil banyak kepanitiaan takut nggak ke-handle,” ujarnya. Saat ini Brylia sedang mengikuti dua kepanitiaan sekaligus.
“Untungnya sekarang masih online, jadi bisa rapat melalui Zoom. Biasanya sih yang dikejar itu saat harus nge-post paid promote, karena kalau nggak nge-post dapat denda,” lanjutnya. Untungnya Brylia memiliki teman yang selalu mengingatkannya untuk melakukan tugas kepanitiaan di tengah kesibukannya latihan basket.
“Karena di sini latihan sampai malam, jadi takut ada yang gak ke-handle. Jadi ada pagi atau sore temanku selalu mengingatkan,” ujarnya. Tak hanya bergantung pada pengingat dari temannya, Brylia juga punya tips jitu mengatur waktu.
“Kalau misalnya ada waktu senggang, dipakai buat istirahat, jangan main ponsel atau game karena akan makin capek. Kalau memang ada waktu senggang agak panjang dan ada tugas kuliah, dikerjakan dulu baru setelah itu istirahat,” ungkapnya.
Pemain dengan jersey 48 itu membeberkan bahwa ketika ia harus latihan dan berkuliah, memanfaatkan waktu senggang benar-benar krusial. Brylia menyebut bahwa biasanya ia latihan basket di jam 5 pagi. Jika pemain lain istirahat setelah latihan, ia tetap mengikuti kelas. Kalau ada masih ada waktu menunggu kelas berikutnya, ia akan tidur dan bangun dengan alarm.
Brylia juga menyebut bahwa penting untuk jujur pada keadaan diri, tidak semerta-merta melakukan semuanya sekaligus. “Jangan memaksakan diri. Tapi, jangan tinggalkan akademik juga. Semua harus beriringan,” lanjutnya.