Hampir 18 tahun lamanya Developmental Basketball League (DBL) hadir di tengah-tengah pelajar se-Indonesia sebagai wadah pengembangan talenta dan potensi anak muda di bidang basket. Berawal dari kota Surabaya pada 2004 silam, liga pelajar terbesar di Indonesia itu sekarang sudah menembus 30 kota dan 22 provinsi.
Tapi, bagaimana sih, awalnya terbentuk DBL hingga saat ini?
Menyoal perkembangan DBL hingga saat ini, tentunya tak lepas dari tangan dingin sang founder, Azrul Ananda. Ternyata ide menyelenggarakan liga pelajar ini berawal ketika Azrul masih sekolah di Elinwood, Kansas, Amerika Serikat.
Di sana, ia tinggal bersama ayah angkatnya, John R. Mohn. Di Kansas itulah awal kisah dari kecintaan Azrul Ananda terhadap basket. Ketika itu ia kerap diajak menonton salah satu tim basket asal Kansas University (KU), yaitu Kansas Jayhawks, yang baru-baru ini berhasil jadi juara NCAA 2022.
Ayah angkat Azrul merupakan seorang alumnus KU. Tidak heran jika dirinya jadi ikutan pendukung berat KU dan mengikuti setiap kiprah tim itu. Pada masa itu, hampir setiap tahun KU selalu masuk daftar tim unggulan. Bahkan, mencetak beberapa superstar di NBA seperti Danny Manning, Wilt Chamberlain, Paul Pierce, dan lain-lain.
Berangkat dari sana, Azrul mulai mencintai basket. Dirinya bahkan sempat menjadi fotografer tim basket sekolah hingga belajar bagaimana sistem kompetisi basket berjalan.
“Gara-gara itu saya jadi suka basket. Jadi fotografer tim basket sekolah, belajar segala sistemnya, dan kemudian saat pulang ke Indonesia mulai merintis DBL,” kata Azrul. Semua berkat KU.
Ikuti kisah selengkapnya di catatan Rabuan Azrul Ananda di HappyWednesday.id: