Tim putra SMAN 1 Gemolong sukses hentikan langkah SMA Batik 1 Surakarta di laga perdana mereka. Hasil manis yang dituai oleh tim polesan Muhammad Revzan itu sekaligus membawa mereka melaju ke babak selanjutnya.
Dari pertandingan melawan Batik Satu, Jumat (28/1) kemarin, salah satu pemain Smanig (julukan SMAN 1 Gemolong) tampil moncer sepanjang laga. Dia adalah Muhammad Hanafi, pemain nomor 11. Bermain selama 29 menit 53 detik, Hanafi sukses menorehkan 14 poin dan 4 rebound.
Torehan ini sekaligus membawa namanya menyandang BeAT The Record kategori top point. Sekaligus menggeser Matthew Aurel, pemain SMA Regina Pacis, yang mengantongi 10 poin dalam satu pertandingan lalu. Capaian ini ternyata tak membuat Hanafi jemawa. Sebaliknya, ia berusaha untuk menampilkan permainan yang lebih baik lagi.
“Coach berpesan kepada saya untuk tetap rendah hati dan jangan sombong karena itu baru pertandingan awal. Jadi, saya sendiri juga akan tetap respect dan jaga sikap dengan peserta lain. Saya akan lebih fokus untuk bertanding dengan baik nanti,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai performanya di lapangan, Hanafi mengatakan dukungan dari orang tua, teman, dan kerabat terdekatnya jadi motivasi dirinya untuk berkontribusi lebih dalam tim. Selain latihan tambahan, forward Smanig itu beranggapan, dukungan dari orang-orang terdekatnya menjadi pemacu semangatnya tersendiri.
“Restu dari orang tua, teman-teman, dan pelatih itu salah satu tips untuk bisa tampil maksimal buat saya sendiri. Karena motivasi dari mereka sangat berpengaruh buat saya,” imbuhnya.
Hebatnya, Hanafi sendiri merupakan salah satu rookie di timnya. Kali pertama ia bermain di pentas Honda DBL Seri Jateng ini, dirinya mampu menampilkan catatan yang gemilang. Student athelete kelas X itu juga menambahkan, dirinya berambisi ingin membawa tim sekolahnya meraih kemenangan di musim ini.
“Saya berharap bisa membanggakan sekolah, membawa nama baik sekolah bersama teman-teman saya. Kami akan membuktikan bahwa kami bisa membuat kemenangan di (Honda) DBL Seri Jateng musim ini,” tungkasnya. (*)