SMA BOPKRI 1 Jogjakarta berhasil memupuskan asa SMA Kolese de Britto Jogjakarta untuk balas dendam dari kekalahan di musim 2019. Skuad asuhan Icsan Gigih tersebut berhasil memenangkan laga dengan skor 30-47. Hasil ini mengantarkan mereka ke babak semifinal.
Bosa (sebutan SMA BOPKRI 1 Jogjakarta) tampak telat panas di kuarter pertama. Hal ini terlihat dari banyaknya peluang yang mereka sia-siakan. Hal inilah yang dimanfaatkan JB untuk memperlebar angka. Nathaniel Reynard dan kolega mampu menghasilkan 13 poin untuk mengamankan kuarter pertama.
Bosa baru bisa melejit di kuarter kedua. Mereka lebih sering melakukan tekanan ke lini pertahanan JB. Keberanian Sean Rowen dkk untuk melepaskan tembakan tiga poin berbuah manis. Tak hanya itu, penetrasi yang kerap mereka lakukan sukses menjebol pertahanan JB. Bosa pun comeback dan menutup paruh pertama dengan keunggulan tipis 20-22.
Memontum itu justru membuat Bosa bersemangat untuk menambah pundi-pundi poinnya. Defense agresif yang terus ditampilkan Bosa berulang kali membuat JB kewalahan. Menanfaatkan lengahnya transisi offense ke defense JB, Bosa terus menggemukkan perolehan poin.
JB Sendiri berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan mereka. Sayang, kurang tajamnya penetrasi dan tembakan yang terburu-buru membuat JB kehilangan banyak momentum. Hingga akhir pertandingan, keunggulan Bosa masih belum bisa digoyahkan.
Meski meraih kemenangan, tapi statistik yang mereka hasilkan tak sebaik pertandingan sebelumnya. Pada laga bertajuk battle of legacy ini, Bosa hanya mempunyai efektivitas field goals sebesar 41 persen.
"Banyak faktor si yang membuat Bosa telat panas. Tapi faktor utamanya mungkin anak-anak belum siap sama pressure pertandingannya. Jadinya ga lepas mainnya," terang coach Ichsan Gigih, pelatih Bosa.(*)