Berjumpa SMAN 3 Denpasar (Trisma) pada laga perdana di Honda DBL 2021 Bali Series, membuat SMAN 2 Tabanan (Bisma) mesti membuat pola dan strategi yang beragam pada permainan mereka saat bertemu Kamis (18/11). Ditambah, kondisi pandemi yang menyebabkan vakumnya kompetisi bola basket di Bali berhenti membuat Andre Saputra, pelatih Bisma harus putar otak.
Coach Andre menuturkan dirinya sama sekali buta akan kekuatan lawan. Ia melakukan segala upaya untuk timnya agar bisa tampil maksimal saat di lapangan nanti. Salah satunya dengan menerapkan beberapa pola permainan dan sistem pertahanan yang beragam. Dengan menggunakan full court defense, coach Andre percaya timnya dapat menekan lawan saat di lapangan.
“Setiap pemain dari Bisma punya role masing-masing dalam menyerang, jadi ketika melakukan penyerangan mereka sudah tau harus bagaimana,” jelas coach Andre.
Tim besutannya sendiri dilengkapi oleh pemain yang memiliki kecepatan mumpuni. Coach Andre pun menumpukan kepercayaannya pada tim untuk melakukan penyerangan pada area lawan. “Mereka harus ‘jaga rumah’ dulu dengan baik. Ketika fokus dan tanggung jawab dalam defense, mereka bisa melakukan offense dengan nyaman,” tambahnya.
Hal yang sama diutarakan oleh Yoga Pranata, kapten tim putra Trisma. Ia dan rekannya sama sekali tidak mengetahui kekuatan lawan mereka. Ini menjadi tantangan bagi Yoga dan tim yang harus melakoni laga perdana mereka dari perjalanan panjang Honda DBL 2021 seri Bali. Pun begitu, ia yang didapuk sebagai kapten tim masih tetap percaya diri akan kekuatan timnya.
“Kami punya rookie yang bisa jadi motor penyerang dalam tim, karena ia memiliki power dan tinggi yang di atas rata-rata,” cuapnya. Adalah Jeffie Noel Irianto, pemain forward yang memiliki tinggi 180cm dipercayai oleh sang kapten menjadi pemecah pertahanan lawan. Kendati dimotori oleh pemain kunci andalan, Yoga tetap menekankan kerjasama dalam timnya.
“Kita tetap harus saling passing, supaya bisa menyerang dan menciptakan poin hingga menang,” pungkasnya.(ren)
