Berlaga di ajang sebesar Honda Developmental Basketball League (DBL) bukan hal mudah. Terlebih, si pemain baru melakoni debutnya di liga basket pelajar terbesar level SMA ini untuk kali pertama. Itulah yang dialami Syarafina Ayasha, pemain SMAN 70 Jakarta, yang pada final party Honda DBL 2021 DKI Jakarta Series, sukses mengantar timnya juara.
Chacha, biasa dirinya disapa, tak menyangka Honda DBL seri Ibu Kota ini bisa berakhir manis baginya. Jadi juara ditambah torehan Most Valuable Player (MVP) Honda DBL adalah dua mimpi Chacha sejak lama. Akhirnya, di tahun ini dua wish list-nya bisa diceklis dalam satu musim.
Syarafina Ayasha (6) ketika menerima trofi Honda DBL 2021 DKI Jakarta Series (DBL Indonesia)
Sebelumnya, tidak ada dibenaknya, bisa meraih kedua mimpi itu sekaligus dalam satu tahun. Apalagi, gelaran Honda DBL ini harus ditunda lantaran kondisi pandemi yang belum terkendali di tahun lalu. Bak tertimpa durian runtuh, dara berusia 16 tahun itu bersyukur sekali atas torehan tersebut.
“Alhamdulillah banget aku bisa jadi juara dan MVP, terlebih di tahun pertama aku main Honda DBL, dari pertama aku tahu kompetisi ini benar-benar mimpi satu ketika ada di posisi itu, Alhamdulillah banget bisa tercapai,” terangnya.
Chacha (dua dari kanan) ketika mendapatkan penghargaan sebagai MVP Honda DBL 2021 DKI Jakarta Series tim putri (DBL Indonesia)
Berkat kesuksesan ini, Chacha sendiri makin terpacu buat fokus mengejar mimpi-mimpi berikutnya di basket. “Next step aku tentunya juga bermimpi untuk menjadi DBL All Star, tentunya aku akan lebih berjuang untuk ini, Insya Allah kalau ada Honda DBL tahun depan juga berharap buat jadi juara lagi,” tambahnya.
Di usianya yang masih belia, dirinya pun makin percaya diri kalau bisa terus mengembangkan bakat basketnya ini. “Aku akan coba step by step, mencoba meraih apa yang bisa dicapai di umur segini, salah satunya Timnas kelompok usia 18 tahun,” tuturnya.
Adik dari Savira Alifa itu percaya bahwa mimpi bisa diwujudkan, serta jangan takut untuk bermimpi. Sebab, mimpi bukan sekedar angan belaka yang akan terhapus oleh waktu begitu saja. Selama tekad dan kepercayaan diri melekat, demi ‘menebus’ mimpi besar itu. “Aku akan berusaha menceklis satu per satu mimpi-mimpiku selama ini,” pungkasnya. (*)