TAK ada kata kompromi dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) di penyelenggaraan Honda DBL 2021-2022. Siapapun harus menjalani proses screening untuk memastikan negatif dari Covid-19. Ini pula yang harus dilakoni seluruh panitia, pemain, dan perangkat pertandingan.
Senin (25/10) siang, DBL Indonesia melakukan screening itu dengan menggelar tes Covid-19 dengan metode PCR untuk seluruh panitia Honda DBL 2021 East Java Series (Seri Jawa Timur). Bertempat di Gelora Pancasila, pengambilan sampel melalui hidung dan tenggorokan dilakukan langsung oleh National Hospital.
“Hari ini (kemarin) semua panitia yang terlibat wajib swab test PCR. Jika tidak, maka mereka tak akan diizinkan mengikuti kegiatan di venue,” kata senior manager event DBL Indonesia, Astrid Septiana Putri.
Hari ini (26/10) atau H-1 sebelum pembukaan, tim yang akan bertanding di opening party semuanya wajib melakukan test serupa. Mereka dijadwalkan datang ke venue untuk pengambilan sampel H-1 sebelum pertandingan. Tim yang harus menjalani tes PCR itu adalah SMA Cita Hati West, SMA Kosayu Malang, SMAN 17 Surabaya, dan SMAN 8 Surabaya.
Hasil tes swab PCR itu berlaku 2x24 jam sejak tes dilakukan. Apabila terlambat dari jadwal yang telah ditentukan, maka resiko keterlambatan akan ditanggung sendiri oleh peserta. Tim tersebut tidak bisa mengikuti pertandingan.
”Siapapun apabila dari hasil tes PCR terkonfirmasi positif Covid-19, yang bersangkutan tidak diperbolehkan datang ke venue. Baik itu panitia, wasit, atau peserta,” ujar dr. Pratama Wicaksana, medical advisor DBL Indonesia.
Jika ada yang positif atau tidak menjalani tes PCR, dengan sendirinya mereka akan tersaring melalui aplikasi PeduliLindungi. “Jadi, seandainya tetap memaksa datang ke venue sekalipun tetap tidak akan bisa masuk karena saat scan barcode akan ketahuan,” terang dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialis kedokteran olahraga itu.(*)
