Satu tahun tanpa Honda DBL, membuat tim punya pekerjaan rumah yang besar. Salah satunya adalah tim putra SMAN 68 Jakarta (Sight). Tim yang bermarkas di daerah Salemba, Jakarta Pusat itu mengakui memiliki catatan mengenai kepercayaan diri tim, karena satu tahun terakhir tidak ada kompetisi.
Apalagi, untuk musim ini skuad Sight murni menurunkan roster yang masih aktif di sekolah. Mereka akan ikut serta di Honda DBL seri ibu kota tanpa alumni, meski aturan tahun ini memperbolehkan alumni boleh ikut serta nantinya. Salah satu pemain Sight, Reza Sya’bana Santoso mengungkapkan, mereka yakin dengan skuadnya.
Reza Sya'bana Santoso (tengah) ketika membela SMAN 68 Jakarta di Honda DBL DKI Jakarta Series 2019
“Mental beberapa pemain mungkin masih belum siap, karena Honda DBL ini kompetisi pertama kami dalam satu tahun terakhir,” cetusnya. Mengenai strategi, Sight sendiri masih berbenah, beberapa minggu jelang kompetisi dimulai. Buatnya kesulitan terbesar timnya adalah menghadapi rasa takut.
“Mau gimana pun kami harus pede dan berani menghadapi siapapun lawannya,” tandasnya. Untuk menambah kepercayaan diri tim, Reza dkk kini intens berlatih dan juga menjalani uji tanding dengan tim lain. “Kami sudah latihan dua kali seminggu, sekaligus uji tanding, untuk mengukur kemampuan tim,” ucapnya.
Reza dan tim menyadari format yang beda untuk Honda DBL DKI Jakarta Series musim ini membuat mereka harus bekerja ekstra. Sebab, Sight bisa saja bertemu dengan tim-tim kuat yang melaju ke fase Championship Series musim lalu. “Bisa jadi kami langsung ketemu Bukit Sion, SMAN 28, atau Kanisius,” ucapnya.
Dengan kondisi seperti itu, Reza dan kolega mencoba realistis dan tak terlalu muluk menghadapi musim ini. “Target tim sampai semifinal DKI Jakarta untuk tahun ini,” pungkasnya. (*)