Di beberapa daerah di Indonesia punya tradisi unik ketika memasuki bulan suci Ramadan. Seperti tradisi dile jojor yang ada di Lombok. Stefanny Aprilia, salah satu penggawa SMAN 1 Narmada yang juga tinggal di daerah Lombok Barat, mengaku selalu merasa rindu akan tradisi tersebut ketika memasuki bulan Ramadan.
Karenanya, ia pun nggak sabar buat kembali menjalani tradisi tersebut. Dile Jojor sendiri merupakan tradisi khas dari Lombok. Biasanya, para warga menyalakan obor dari buah jumplung yang dibakar. “Jadi dile jojor itu kayak lampu maleman buat menyambut malam Lailatul Qadar, biasanya dipasang di 9 hari terakhir puasa menjelang lebaran,” tandasnya.
Selain memasang lampu, ciri khas lainnya dari tradisi ini adalah warga mengadakan buka bersama di masjid. Menurut siswi kelas X itu, tradisi ini memiliki makna supaya semangat Ramadan tak luntur. Apalagi, kalau mendekati hari raya Idul Fitri. Hal itu ditandai dengan pemasangan lampu maleman ini di setiap rumah warga.
“Aku cukup semringah kalau pas siapin lampu maleman ini. Terus nanti dipasang di halaman rumah dan bagian depan pintur rumah,” timpalnya. Buat Stefanny sendiri, Ramadan tahun ini cukup berbeda. Terlebih, kondisi pandemi yang lebih baik ketimbang tahun lalu, juga membuat Stefanny bersyukur sekali.
“Sekarang kegiatan memang masih dibatasi hanya saja, kita sudah bisa sholat berjamaah di masjid. Meskipun saat tarawih ataupun ngabuburit gitu kurang seramai sebelum pandemi,” ucap cewek berusia 16 tahun itu. Ia juga mengisi kegiatan Ramadan dengan tetap berlatih basket. Meskipun intensitasnya tak sebesar di luar bulan Ramadan.(*)