Salah satu yang menjadi ciri khas penyelenggaraan kompetisi DBL selama ini adalah adanya keriuhan penonton. Sebab, suporter sekolah yang datang ke GOR kerap beradu kreativitas tribun.
Nah, ketika digelar di kondisi new normal seperti saat ini, keriuhan tak terjadi lagi di tribun penonton. Sebab, DBL 2021 memang melakukan pembatasan penonton sesuai dengan anjuran pemerintah. Penonton yang diperbolehkan datang ke tribun sangat terbatas. Hanya perwakilan orang tua dan pihak sekolah. Itu pun mereka tidak bisa membeli tiket on spot. Seluruh tiket hanya dijual secara online lewat aplikasi DBL Play.
Di penjualan tiket lewat aplikasi itu, panitia sekaligus mengatur tempat duduk penonton di tribun. Tempat duduknya diatur dengan pembatasan berjarak 1,8 meter. Sebelum masuk ke venue, "penonton khusus" itu tetap harus melalui serangkaian pemeriksaan. Di bagian awal mereka harus mengisi self assessment sebagai bentuk tracing.
Jangan dibayangkan pada proses self assessment itu ada aktivitas tulis menulis di media fisik. Semuanya diisi secara digital lewat aplikasi DBL Play. Jika hasil self assessment menyatakan penonton itu tidak termasuk kategori berisiko, maka mereka diizinkan masuk. Jika masuk kategori resiko tinggi, maka penonton itu tidak diizinkan masuk. Penonton tersebut bisa melakukan refund.
Setelah melalui self assessment, para penonton diwajibkan cuci tangan, mengikuti pengecekan suhu tubuh, dan menggunakan hand sanitizers. Ada satgas yang akan memantau aktivitas mereka di tribun. Penonton itu dilarang makan di tribun. Hanya minum yang diperbolehkan.
"Satgas itu tugasnya mengawasi terus ke penonton. Salah satu yang wajib dilakukan mengingatkan penonton, yang mungkin tak sengaja melanggar prokes. Misalnya maskernya tidak dipakai dengan benar," kata Donny Rahardian, Wakil Direktur DBL Indonesia.
Nah, mereka yang tak bisa menonton langsung bisa melihat pertandingan via livestream. Sebenarnya hal ini bukan sesuatu yang baru di kompetisi DBL. Pada penyelenggaran musim 2019, penayangan pertandingan secara livestream itu sudah dilakukan. Namun hanya pada laga-laga penting, di antaranya semifinal dan final. Kini semua semua pertandingan ditayangkan via livestream, gratis.
DBL Indonesia menghadirkan hal-hal yang bersifat interaktif di tayangan livestream tersebut. Salah satunya trivia-trivia kuis. Acara itu juga dipandu host, salah satunya Dimaz Muharri. Tayangan kompetisi basket pelajar itu benar-benar dikemas layaknya siaran langsung kompetisi profesional.
Bukan hanya dari sisi pengemasan, dari sisi jumlah viewers pun demikian. Sebuah tayangan pertandingan basket level sekolah di NTB viewers-nya bisa menyamai, bahkan ada yang melebihi penonton liga basket profesional di Indonesia.
Dari data DBL Indonesia, semua laga mendapatkan view di YouTube lebih dari 10 ribu. Bahkan tim dari Dompu di Sumbawa pun saat bertanding view-nya mencapai angka itu. Babak finalnya istimewa lagi, data YouTube menunjukkan angka penonton laga final tim putra -yang mempertemukan SMAN 5 Mataram dan SMAN 2 Mataram- mendekati angka 30 ribu view dalam 24 jam.
"Kalau dipikir, ini lebih hebat dari kalau dengan penonton tanpa livestreaming. Karena kapasitas GOR Turida Mataram (tempat penyelenggaraan DBL 2021 Seri NTB) hanya 1.500 orang," tulis Azrul Ananda, CEO sekaligus founder DBL Indonesia. Total seluruh view tayangan livestream DBL 2021 di NTB hingga tulisan ini dibuat tembus 190 ribu. Angka itu tentunya bisa terus bertambah.(*)