Mainbasket Podcast hadir kembali dengan bahasan menarik. Kali ini Idan Rosyidan (Mainbasket), Dimaz Muharri (ex pemain profesional), dan Santun Fredrik (penikmat basket) di episode ketiganya Mainbasket podcast, mengulas 10 nama pemain terbaik Indonesian Basketball League (IBL) versi tim redaksi Mainbasket.com. Nama-nama yang disebutkan merujuk pada performa terbaik pemain di IBL selama tiga musim terakhir yaitu pada 2018, 2019 dan 2020.
Dari list 10 pemain yang diulas, ada satu pemain yang menarik perhatian. Yaitu adanya nama Henry Lakay. Alumni DBL All Star tahun 2015 itu menempati urutan kedelapan. Di atas Nuke Tri Saputra pemain Bima Perkasa Jogjakarta dan Arki Wisnu pemain Timnas Indonesia. Lakay merupakan alumni dari SMA 23 John Merauke.
Pada saat itu, pemain berpostur 196 sentimeter itu turut membawa SMA 23 John Merauke merengkuh trofi DBL Papua Series. Namanya jadi salah satu dari beberapa pemain asal Papua yang bisa tembus menjadi seorang DBL All Star. Bahkan, prestasinya bukan hanya sewaktu di duduk di bangku SMA saja. Selepas sekolah, karirnya terus melesat.
Henry Lakay sewaktu DBL Camp 2015 (source: DBL Indonesia)
Lakay lolos seleksi memperkuat Timnas Basket Indonesia di berbagai ajang turnamen internasional. Baik level junior maupun senior. Termasuk membela Timnas 3X3 Indonesia di FIBA 3x3 Asia Cup 2018 bersama M. Reza Guntara, Nuke Tri Saputra, dan Rivaldo Pangesthio.
Baca Juga: SMA John 23 Merauke : Penghasil Bigman dari Ujung Timur Nusantara
Di Mainbasket Podcast episode 3 itu, sebagai penikmat basket Santun Fredrik turut memberikan komentar soal nama Lakay yang masuk dalam 10 nama pemain terbaik IBL. “Henry Lakay ini unik, mungkin banyak orang nggak tahu, dia bermain dengan satu mata. Dia pemain yang berani, ngotot, lawan pemain asing pun dia berani,” cuap Santun.
Senada dengan Santun, Idan Rosyidan dari Mainbasket juga setuju kalau Lakay ini benar-benar memberi inspirasi yang sesungguhnya buat seluruh atlet basket. “Lakay adalah definisi sesungguhnya kalau keterbatasan nggak boleh menghalangi,” timpal Idan. Begitu juga dengan Dimaz, ia mengakui bahwa karir Lakay cukup mulus di dunia basket profesional.
“Dia ini cukup pintar sebagai pemain, memilih Satya Wacana membuatnya sangat terlihat dan punya jam terbang yang baik,” cetus Dimaz. Hebatnya lagi dari 10 nama hanya Lakay pemain yang berposisi sebagai big man. Peran Lakay juga cukup terasa di pertahanan Satya Wacana Salatiga dengan catatan 0,8 steal dan 0,5 blok per game, serta akurasi three point mencapai 33 persen.
Nah, mau tahu pembahasan selengkapnya? Kalian bisa nih tonton Mainbasket Podcast episode 3 di YouTube Mainbasket di bawah ini! (*)