Student athlete berusia 16 tahun, Marcel Yaparto untuk sementara bisa tidur dengan nyenyak. Challengers dari SMA Rajawali Makassar ini  untuk sementara masih memuncaki leaderboard Northeast Conference.

Sejak dua hari lalu ia melesat, hingga Jumat malam (30/10) ini. Ia di pucuk leaderboard dengan torehan 1.580 poin. Unggul dengan selisih poin yang 'nyaman' di atas dua challengers terdekat lainnya.

Tepat di bawah Marcel ada Faizhal Albaits (SMAN 2 Palu) dan Rigel Rotinsulu (SMAN 2 Bitung). Marcel dengan Faizhal terpaut 12 poin. Sementara dengan Rigel beda 22 poin.

Memimpin sementara leaderboard Northeast Conference memang membuat Marcel bangga. Namun ia tak mau lengah. Bahkan, ia merasa terlecut untuk tetap konsisten karena persaingan seru dan sengit.

"Sejauh ini cukup puas karena bisa peringkat pertama. Tapi, ini yang membuat seru DBL Play Skills Competition. Peserta lain juga saling mengejar skor," tutur Marcel.

Selain memimpin sementara di leaderboard Northeast Conference, perolehan poin Marcel juga mengantarnya menembus urutan ke-10 leaderboard National. "Seru banget, selain bersaing di wilayah (Conference),  saya juga bisa bersaing dengan peserta seluruh Indonesia. Keren banget kompetisi ini (DBL Play Skills Competition, red)," ungkapnya.

Pemain yang saat ini duduk di kelas XI itu menyebutkan bahwa setiap challenge yang dijalani punya kesulitan tersendiri.

Karena itu ia merasa tidak bisa bersantai meski saat ini tengah berada di singgasana puncak klasemen sementara. “Semuanya tergantung minggu berikutnya, harus lebih semangat lagi,” timpalnya.

Lebih lanjut, Marcel menambahkan perjalanannya masih panjang. Posisi pertama saat ini memang membuatnya lebih tenang untuk bisa menghadapi tantangan berikutnya. Ia hanya terfokus untuk terus meningkatkan skillnya, supaya bisa bersaing dengan para peserta lainnya.

“Masih ada tiga minggu lagi. Keadaan masih bisa berubah. Aku coba atur strategi, dengan tak lupa istirahat maksimal, supaya bisa jaga kondisi di challenge selanjutnya,” ungkapnya.

Buatnya seluruh challenge memang sulit. Namun, harapan untuk menjadi Elites Players menjadi satu alasan untuknya bertahan agar tetap bisa berjuang di DBL Play Skills Competition ini.

“Tidak akan pernah nyesel ikut kompetisi ini. DBL Play Skills Competition ini jadi pengalaman baru buatku. Sekalipun nanti aku gagal jadi Top 10 gak masalah, setidaknya aku udah berusaha maksimal,” pungkasnya. (*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024