Bagi Imam Elisa, Hadirnya DBL Play Skills Compeititon membuat basket akan kembali hidup di kota tercintanya, Tanjuang Balai. Bagaimana tidak. Sejak ia SMA bermain basket hingga sekarang kelas 12, Imam belum pernah sama sekali mencicip kompetisi basket.
SMAN 2 Tanjung Balai sendiri masih belum memiliki ekstrakurikuler basket. Untuk bermain basket sendiri, mereka hanya bermain kolektif dengan teman-teman sekolahnya
Imam mengungkapkan bahwa ia dan teman-temannya sangat ingin merasakan ikut kompetisi Honda DBL. Sayang jarak yang terlalu jauh dari Medan (tempat penyelenggaraan Honda DBL North Sumatera Series) membuat pihak sekolah belum bisa memberikan dana untuk bisa berpartisipasi. Sekedar diketahui, jarak antara Tanjung Balai dan kota Medan sekitar 182 km. Perjalanan melintasi Jalan Lintas Sumatera.
"Makanya adanya DBL Play Skills Competition ini bener-bener membantu buat kami yang jarang berkompetisi basket. Bener-bener senang aku," ujarnya.
Imam sendiri selama ini tetap rutin latihan basket. Ia latihan untuk mengasah skill basketnya. Bukan hanya karena hobi. Tapi ia mempersiapkan diri untuk unjuk gigi di level kuliah nanti. Ia ingin "membalas" kurangnya kompetisi di derahnya dengan berpartisipasi lewat kejuaraan tingkat universitas.
Tak tanggung-tanggung, dalam satu hari ia menghabiskan tiga jam untuk berlatih. Baik sendiri maupun bersama teman-temannya. Berbagai drill mulai dari fisik seperti penguatan otot dan kardio hingga mengasah fundamental jadi program latihannya sehari-hari.
"Soalnya setelah nanti kuliah aku pengin ke Medan buat lanjutin basket. Di sana aku ingin bisa berkompetisi dan buktikan kalau anak Tanjung Balai juga nggak kalah," tambahnya.
Ia berharap kompetisi seperti ini semakin banyak diselenggarakan. Sehingga bisa menaungi para pemain basket yang belum bisa bermain karena minimnya kompetisi.
"Buat DBL Play Skills Competition aku pengin melakukan yang terbaik dulu. Jadi menyelesaikan tiap challenge-nya dengan baik buat ukur kemampuan fundamentalku," tutupnya.(*)