Bagi Matthew Robert, Honda DBL 2019 menjadi musim yang tak akan ia lupakan. Meski torehan timya SMA Trimurti Surabaya belum berhasil melangkah ke babak playoffs, Matthew sangat bangga dengan perjuangan rekan-rekannya.
Satu pertandingan yang tak akan dilupakan adalah game melawan SMAN 17 Surabaya di fase grup. Laga yang ketat dan atmosfer yang panas membuat adrenalin tiap pemain meningkat.
Pada laga tersebut, kedua tim sama-sama membutuhkan kemenangan untuk membuka kans untuk bisa lolos ke babak playoffs. Sayangnya, meski SMA Trimurti Surabaya berhasil meraih kemenangan, mereka kalah goal difference atas SMAN 3 Surabaya dan SMAN 17 Surabaya. Sehingga mereka belum berhasil melangkah ke babak selanjutnya.
Baca juga: Trimurti Menang, Smantass dan Smaga tetap Lolos ke Playoffs
"Jujur waktu pertandingan itu aku nervous. Apalagi kedua tim juga sama-sama punya ambisi. Suporter sama-sama riuh. Jadi tensinya panas banget," kenangnya.
Matthew bercerita bahwa di balik suksesnya Trimurti meraih dua kemenangan di Honda DBL 2019 lalu, ada kerja keras yang mereka lakukan di setiap latihannya.
Untuk fisik, tim pelatih Trimurti mewajibkan mereka lari lima kilometer di setiap sesi latihannya, dengan waktu maksimal 12 menit.
"Abis lari kita langsung digembleng fundamental. Jadi kita disuruh layup, shooting, dan dribble secara berkali-kali dengan gerakan fundamental yang benar. Meskipun poin tapi gerakannya nggak benar pasti disuruh mengulang. Soalnya tujuannya biar tubuh ini hapal gerakannya bukan sekadar mencetak poin," tambah Matthew.
Ia pun berpesan kepada adik kelasnya untuk tetap menjaga semangat latihan meski di rumah. Pasalnya, dengan waktu persiapan yang lebih panjang, skuad Trimurti bisa lebih matang lagi untuk menyiapkan Honda DBL.
"Semoga skuad Trimurti yang sekarang bisa jauh lebih baik dari musim-musim sebelumnya. Jadi bisa membawa harum nama sekolah kita, SMA Trimurti," harapnya. (*)