Tiga musim bersama SMA Santo Paulus Pontianak mengajarkan William banyak hal. Salah satunya adalah pentingnya sebuah chemistry. Hal ini ia dapatkan saat timnya mengalami kekalahan di sebuah kompetisi lokal di daerahnya.
Kala itu mereka sudah yakin bisa menembus final di kompetisi tersebut. Sayang, mereka justru terjegal di semifinal. Momen inilah yang membuat mereka berubah total.
"Apalagi, event itu memang dibuat sebagai pemanasan sebelum Honda DBL. Waktu itu kami langsung minta maaf ke pelatih dan benar-benar berubah," ungkapnya.
Semenjak itu, skuad Santo Paulus lebih sering melakukan kegiatan untuk meningkatkan chemistry tim. Selain di lapangan, mereka juga kerap kumpul bareng agar bisa mengenal karakter satu sama lain.
Hal inilah yang membuat skuad Santo Paulus bermain gemilang di Honda DBL seri Pontinak musim lalu. Bahkan, mereka berhasil melangkah ke final dengan hasil yang luar biasa. Dengan kemenangan yang meyakinkan.
Meski gagal meraih gelar juara, William mengaku mendapatkan banyak hal. Selain bangga dengan perjuangan tim, ia juga salut dengan apa yang dilakukan teman-temannya untuk membalas kegagalan akibat kurangnya chemistry.
"Selama dua tahun menjadi kapten, musim kemarin lah yang paling mengena. Karena semuanya benar-benar all out. Aku bangga kepada skuad Santo Paulus," tambahnya.
"Dalam satu tim nggak mungkin nggak ada masalah. Cuman bagaimana cara kita buat mengatasi masalah tersebut. Caranya dengan ngobrol baik-baik. Semangat!," jelas William. (*)