SMA Bukit Sion dikenal memiliki pemain bagus dan merata. Hal itu bisa dilihat dari suksesnya regenerasi Buksi (julukan Bukit Sion) dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
Bukti nyatanya adalah tim polesan Jap Ricky Lesmana ini bisa menorehkan back to back champion untuk kali kedua. Sebelumnya Buksi sempat juara dua musim beruntun di edisi 2014 dan 2015. Lalu kembali juara di tahun 2018 dan 2019.
Salah satu rookie yang juga tampil cukup baik adalah Timotheus Ferdinand Tjondrojo. Timothy (sapaan akrabnya) sendiri merupakan adik kandung dari Timothy Farrel Tjondrojo, salah satu senior di Buksi. Mereka berdua bermain satu tim di Honda DBL DKI Jakarta Series 2019 lalu. Jam terbang Timothy sendiri memang tidak sebanyak kakaknya.
Di musim lalu, forwarda berusia 16 tahun itu hanya mencatatkan minutes per game di angka 10 menit 27 detik. Namun, dirinya bisa berkontribusi baik buat Buksi. Pemain dengan tinggi 188 sentimeter itu menorehkan 10 poin dan 25 rebound bagi Buksi. Berkesempatan bermain untuk dua musim kedepan tidak akan disiakan.
Ia sangat termotivasi atas torehan dua trofi yang didapatkan oleh kakaknya untuk Buksi. “Motivasiku terhadap kakakku cukup besar, suatu kesempatan emas bisa satu tim dengannya,” cuapnya. Dirinya bahkan senang, untuk mempersiapkan Honda DBL musim lalu bisa bersama kakaknya. “Seru kalau latihan bisa bareng dia,” tambahnya.
Untuk menembus skuad Buksi tidaklah mudah. Nama kakak bukan jaminan di Buksi. Dirinya harus berjuang agar dipercaya mengisi skuad inti Bukit Sion. “Lumayan sulit masuk tim Buksi. Harus rajin latihan pokoknya,” paparnya. Diundurnya musim baru Honda DBL membuatnya semakin mempersiapkan diri. Di tahun keduanya alias sophomores time, dirinya banyak berbenah.
Utamanya soal skill individu. Ia menyatakan sangat fokus untuk meraaih tujuannya. “Harus tetap semangat dan berlatih karena aku juga banyak yang kurang. Dan mesti bisa mempertahankan gelar juara,” pungkasnya dengan semangat. (*)
