Agung Christyanto merupakan satu dari ratusan pelatih yang mungkin merasa sedih lantaran Honda DBL musim ke 17 harus diundur. Tapi, ia yakin DBL Indonesia juga cukup berat mengambil keputusan ini.
Namun, semua demi kesehatan. Bukan soal egoisme di dalam diri sendiri. Justru, dengan diundurnya musim baru, ia merasa banyak waktu agar timnya bisa lebih maksimal.
Coach Agung sendiri adalah arsitek dari tim putra SMA Saint John. Ia sudah mengabdi lebih dari satu dekade. Mimik kekecewaan yang datang dari anak didiknya sudah ia pahami. Tapi, ia selalu memberikan edukasi betapa pentingnya “menyingkirkan” ego di tengah pandemi seperti ini.
"Mungkin ini yang terbaik. Event olahraga sifatnya kerumunan. Kita semua juga mengikuti arahan dari pemerintah untuk meminimalisir pandemi," cetusnya.
Soal antusias, para pemainnya memang sangat menunggu event Honda DBL ini. Saint John sendiri masuk dalam persaingan Honda DBL seri Banten.
Coach Agung Christyanto pelatih SMA St John Tangsel (source: DBL Indonesia)
"Bahkan anak didik saya yang baru masuk SMA langsung ingin main (Honda) DBL. Eh ada pandemi," ujarnya.
Coach Agung melihat ada hal baik dibanding diundurnya musim baru. Terlebih ia berkaca dari pencapaian timnya tahun lalu. Musim kemarin memang berakhir kurang manis bagi Saint John. Mereka kalah di fase 16 besar takluk dari SMAN 1 Cilegon 20-30.
Coach Agung mengakui pemainnya kelelahan saat itu. Lantaran juga habis bertanding di kompetisi lain. "Kami baru pulang dari Taiwan. Sorenya main di game pertama. Dan setelah itu anak-anak rest-nya kurang maksimal. Hingga kalah di game ketiga”, tandasnya.
Karena itu ia akan lebih fokus lagi mempersiapkan kesiapan dari skuad yang telah ada. "Mereka harus bisa mengatur tempo permainan. Next-ya, saya juga persiapkan komposisi pemain dengan kemampuan fisik dan skill yang lebih merata,” pungkasnya. (*)
