Bicara Honda DBL, Christine Tjundawan Aldora tak bisa melupakan kenangannya selama ikut kompetisi basket pelajar terbesar di Indonesia itu. Christine adalah pemain Timnas Indonesia. Saat mengarungi kompetisi Honda DBL, dia masih berstatus siswa SMA St. Louis 1 Surabaya.
Christine merupakan pemain Sinlui --sebutan SMA St Louis-- era 2014 dan 2015. Di dua musimnya berlaga, ia berhasil membawa dua gelar champion. Pada dua musim itu pula, Ia berhasil meraih dua gelar paling bergengsi. Yaitu MVP dan menjadi Honda DBL Indonesia All-Star.
"Menurutku yang paling memorable sih tahun 2014. Soalnya timku bertemu dengan sederet tim yang tangguh," ungkap pemain yang lahir pada 22 Agustus 1998 lalu tersebut.
Bukan tanpa alasan, di musim 2014, Skuad putri Sinlui yang belum segemilang musim 2015 secara skuad harus berhadapan dengan beberapa tim yang tangguh sejak babak playoffs.
Usai mengalahkan SMAN 7 Surabaya dan SMA Cita Hati East Surabaya, langkah mereka pun semakin berat di babak semifinal. Sinlui harus bertemu dengan champion musim 2013, SMAN 3 Sidoarjo yang secara skuad tidak jauh berbeda dengan musim sebelumnya.
Dengan ambisi revans dan permainan cepat ala Sinlui, Christine dan teman-temannya sukses memenangi laga dan melangkah ke babak final Bertemu dengan SMA Gloria 1 Surabaya.
"Waktu lawan Gloria 1, Laganya ketat banget. Apalagi waktu itu masih ada Jovita Simon. Bener-bener laga final yang nggak bakal aku lupain," kenangnya.
Pemain yang kini menjadi skuad PON Jatim 2020 ini lantas mengungkapkan bahwa Honda DBL mengajarkannya bekerja keras. Tak hanya waktu bertanding, namun saat latihan.
Meski dilabeli tim superior, Sinlui tidak ada kata "santai" dalam berlatih. Di setiap harinya, mereka berlatih dari sore hingga malam. Bahkan saat libur sekolah, mereka tetap latihan disaat teman-teman lainnya sedang berlibur bersama keluarga.
Namun semuanya terbayar saat Christine melangkahkan kaki ke level basket selanjutnya. Baik di level Universitas bersama Ubaya maupun level klub bersama Tanago Friesian Jakarta, hingga Timnas. Dia menyebut semua itu buah dari latihan kerasnya sejak SMA.
"Satu hal yang aku pelajari dan bener-benar kerasa baik dari SMA, Honda DBL Indonesia All-Star, hingga level pro seperti sekarang adalah disiplin. Mulai dari latihan sampai mengatur waktu antara basket dan yang lain seperti kuliah salah satunya," tutup Christine.
Christine merupakan satu dari sekian banyak alumni kompetisi Honda DBL yang akhirnya bisa mengisi skuad timnas basket Indonesia. Selama ini alumnus-alumnus Honda DBL memang kerap mendominasi skuad timnas. Misalnya ketika timnas untuk SEA Games 2019. (Baca juga: Alumni DBL Dominasi Skuad Timnas Basket Indonesia di SEA Games 2019).
Banyaknya alumni DBL yang mengisi skuad timnas membuat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali bangga. Ia mengapresiasi DBL Indonesia yang sudah 17 tahun konsisten menggelar kompetisi basket pelajar di Indonesia. Menurutnya, kompetisi Honda DBL berperan besar terhadap pembinaan atlet-atlet basket muda.
"Pemerintah tentu harus berterima kasih pada DBL Indonesia yang sudah 17 tahun konsisten menggelar kompetisi pelajar dengan sangat baik," kata Zainudin. Apa yang telah dilakukan DBL Indonesia, lanjut Zainudin, telah terbukti memberi sumbangsih yang besar terhadap pembinaan atlet-atlet basket tanah air.(*)