Harapan besar ada di pundak seorang Frans Lucky Liptiay. Guru sekaligus pelatih tim basket SMAN 1 Kurik, Merauke. Sosok yang sangat berjasa atas lahirnya beberapa talenta muda basket berbakat dari kabupaten paling ujung timur nusantara.

Kini, Coach Lucky mendapatkan tantangan baru lagi. Yakni, memoles Filemon Basik Basik. 'Raksasa' muda berusia 15 tahun dengan tinggi 195 sentimeter. Yang dia temukan saat melakukan talent scouting di Salor Kampung, Distrik Kurik. Sekitar 150 kilometer dari pusat kota Merauke.

Berkat dia pula, Filemon jadi viral. Diperbincangkan di jagad sosmed. Banyak insan basket yang berharap. Dengan posturnya yang tinggi menjulang dan atletis. Serta usianya yang sangat belia itu. Kelak Filemon bisa menjadi tulang punggung Timnas Basket Indonesia.

”Jujur saya tidak menyangka. Bahwa kehadiran sosok Filemon bisa sampai ramai diperbincangkan insan basket di tanah air. Di satu sisi saya merasa senang. Namun, tak dipungkiri juga jadi beban bagi saya pribadi. Agar benar-benar serius dan telaten dalam memoles Filemon, “ ujar Coach Lucky kepada DBL.id.

Coach Lucky menambahkan, bahwa banyak sekali pihak yang peduli terhadap Filemon. Bahkan, juga ada donatur dari Australia yang akan mengirimkan sepatu bagi Filemon. "Tak ada habisnya saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang peduli dengan anak didik kami. Sampai sekarang, sudah ada 10 pasang sepatu buat Filemon," ungkapnya.

TELATEN: Coach Frans Lucky Liptiay (kiri) saat berkunjung ke kediaman Filemon Basik Basik di Salor Kampung, Distrik Kurik, Merauke. (Source: Dok.Pribadi)

Tak ingin ekspektasi itu membuat dirinya jadi tertekan, terutama Filemon. Coach Lucky sudah mulai membangun mental anak didiknya itu. Dengan cara menghadiahi Filemon jersey bernomor 0. Bertuliskan Papua di bagian depan.

 "Itu salah satu jersey koleksi saya. Sudah lama saya simpan. Untuk saya kasihkan kepada siapa yang saya rasa layak menerimanya. Filemon saya rasa layak menerimanya. Sekalian saya cetakkan angka 0 untuk nomor punggungnya,” ungkap Coach Lucky.

Pun demikian saat DBL Indonesia mengabari Coach Lucky. Akan memberi perlengkapan berlatih basket bagi Filemon. Berupa sepatu, kaus kaki, dan bola. Juga jersey DBL All-Star produk dari AZA Activewear. Lengkap dengan nama punggung Filemon dan juga nomor punggung favoritnya. Coach Lucky juga menyarankan agar anak didiknya itu diberi nomor 0. Bukan nomor lainnya.

DARI NOL: Filemon Basik Basik bercita-cita menjadi pemain basket profesional.

Kenapa dengan angka 0 tersebut? Ada makna apa yang ingin disampaikan Coach Lucky dibalik pertimbangan dia menetapkan nomor 0 bagi Filemon?

Sebagian orang mungkin menganggap angka 0 itu bermakna negatif. Kosong, nihil, scoreless atau tanpa hasil. Tapi, sudut pandang Coach Lucky ternyata beda.

“Saya ingin mengingatkan kepada Filemon. Bahwa dia harus memulai mimpi dan cita-citanya dari awal atau nol. Dia harus berlatih dan bekerja keras. Karena banyak anak yang lain, dari tempat yang lain, sudah ada yang mencapai satu level lebih maju di depannya. Bahkan sudah ada juga yang dua, tiga, atau empat level lebih jauh lagi, dan seterusnya,” papar Coach Lucky. (*)

 

 

 

 

 

 

Populer

Mulus ke Big Eight, Coach Bayu Beri Catatan untuk Tiga Empat
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Menuju Championship Series: Dian Harapan Andalkan Dua Pemain Kunci
Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!