Sepak terjang tim putra SMAK 1 Penabur memang tidak semulus tim putrinya. Mereka harus menerima pil pahit. Usai kandas dari SMA Bukit Sion di laga awal penyisihan Honda DBL DKI Jakarta Series-West Region 2019. Tapi, bukan trauma yang dirasakan atas kegagalan tersebut. Justru putra Kriza (julukan SMAK 1) makin terpacu untuk bisa bangkit. Meraih hasil yang lebih baik lagi musim ini.
Hal itu disampaikan langsung oleh Theo Obadiah, salah satu forwarda Kriza. Pebasket berusia 16 tahun itu sangat antusias. Dirinya dan tim masih penasaran untuk mengarungi kerasnya laga di Honda DBL Seri Ibu Kota musim 2020. “Target kami bisa berlaga di babak Championship Series. Hal itu udah luar biasa buat kami,” paparnya.
Untuk kesiapan sendiri, Theo mengakui para jajaran pelatih Kriza terus mengingatkan untuk tetap berlatih. Agar selalu siap mengikuti kompetisi. “Kami sebagai pemain tetap berlatih, berharap DBL tetap bisa terselenggara,” ujarnya.
Dirinya memang berekspetasi penuh Honda DBL bisa terlaksana. Semula, ia dan rekan-rekan setimnya pesimistis, lantaran pandemi yang tak kunjung berakhir. Namun, usai mengikuti diskusi online program DBL Indonesia Talks via Zoom Meeting bersama Menpora RI, Zainudin Amali dan CEO sekaligus Founder DBL Indonesia Azrul Ananda Senin (6/7) lalu, ia merasa ada secerca harapan.
“Aku kaget, ternyata Kakak-Kakak di DBL udah menyiapkan dan merancang protokol buat musim baru Honda DBL,” ungkapnya. Dari situ spirit untuk ikut serta di Honda DBL makin terjaga. Terlebih dirinya akan menjalani tahun terakhir di SMAK 1 Penabur. “Karena buat aku pribadi, ini tahun seniorku, aku pengin banget bisa main lagi,” tuturnya.
Semangatnya terus membara, apalagi tahun lalu salah satu student athlete SMAK 1, Stephanie Wijaya bisa tembus jadi skuad Honda DBL Indonesia All-Star. “Bisa ikut di Honda DBL itu sudah berkah sekali buat kami. Perjuangan di lapangan nggak bakal aku lupakan. Kak Stepahanie benar-benar menginspirasi,” cuap pemain yang baru saja naik kelas XII itu. (*)