Torehan gemilang terus diukir oleh skuad SMAN 2 Bitung. Selama dua musim terakhir, tim asuhan Octavianus Sanda ini berhasil melangkah ke Semifinal dalam dua musim terakhir.
Rigel Rotinsulu dan Aryatama Daniel menceritakan kisah sukses di balik keberhasilan timnya. Menurut mereka, ada kerja keras yang dilakukan setiap latihan.
"Karena kami semangat latihan, ring di sekolah sampai jebol karena terus digempur tembakan teman-teman," cerita Aryatama Daniel.
Melihat hal tersebut mereka pun sempat melaporkan ke sekolah. Namun, ring yang menjadi teman mereka dalam berlatih ini tak segera di perbaiki. Hal ini pun membuat mereka harus berpindah latihan ke SMPN 2 Bitung.
Tim basket SMAN 2 Bitung pun juga berinisiatif memperbaiki ring lapangannya sendiri. Berbekal dana pribadi para pemainnya, mereka memanggil tukang las dan membuat ring baru agar bisa digunakan kembali.
"Menghabiskan dana sekitar Rp 700 ribu untuk bikin ring baru. Jadi nggak hanya memperbaiki aja. Semuanya pakai dana kami sendiri tanpa bantuan sekolah," ungkapnya.
Tak hanya itu saja, untuk menunjang program latihan pengembangan otot, Rigel dan teman-temannya juga tak kehabisan akal. Mereka membuat dumbbell sendiri.
Mereka membuat beberapa dumbbell berukuran 1-3 kilogram dengan bahan dasar semen. Dumbbell ini digunakan dalam program pengembangan otot. Selain itu, mereka juga menggunakan galon berisi air untuk beban yang lebih berat.
Semua upaya itu, selain lebih hemat, juga membuat SMAN 2 Bitung semakin bersemangat untuk menggapai mimpi. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka tak kalah dengan sekolah-sekolah lain di Sulawesi Utara yang memang berfokus ke pengembangan basket.
Oleh karenanya, untuk Honda DBL 2020 ini, mereka tetap serius dalam berlatih agar bisa melangkah ke babak final di seri Manado.
"Target utama kita adalah bisa melangkah ke final dan bisa juara. Kami mau bukitkan jika SMAN 2 Bitung bisa menjadi sekolah kedua dari Bitung yang bisa raih juara selain SMA Don Bosco Bitung pada musim 2013 lalu," tegasnya.(*)
