Sejak kedatangannya dua musim lalu, Iqsal Yanuar Dwi Fianda menjadi pembeda di sistem latihan SMAN 15 Surabaya. Pelatih yang sukses membawa Libels lolos playoffs untuk pertama kalinya di Honda DBL Seri Surabaya ini, tak hanya mengasah fundamental dan fisik. Ia juga dikenal sangat disiplin.
Inilah yang diungkapkan oleh Sultan Ardiansyah, forward andalan Libels musim lalu. Baginya, coach Iqsal adalah sosok yang membuat timnya bisa lebih baik. Mulai dari sisi kemampuan maupun attitude.
"Ada satu aturan nggak tertulis di tim waktu latihan. Kalau ada yang telat, ada dua pilihan. Yang telat harus pulang, atau pelatih yang pulang," ungkap Sultan.
Sultan lantas bercerita bahwa program latihan yang paling ia suka adalah saat libur sekolah. Pasalnya, dalam sehari ia dan tim bisa berlatih hingga dua sesi, yaitu pagi dan sore.
Padapagi hari umumnya skuad Libels berlatih tanpa bola. Beberapa drill kardio dan penguatan otot menjadi menu sarapan mereka. Kemudian mereka berlatih fundamental dan pattern pada sore hari. Lalu ditutup dengan ice bathing.
"Kalau dipikir-pikir memang berat. Cuma seru banget. Apalagi kami biasa singgah di rumah teman saat siang. Jadinya semakin akrab," tambahnya.
Ia berharap agar skuad Libels tetap semangat berlatih meski dalam kondisi seperti sekarang. Pasalnya, tidak akan ada usaha yang mengkhianati hasil jika dilakukan dengan serius.
"Satu hal yang aku salut di tim adalah tak ada yang terbawa perasaan. Satu tim, baik kakak kelas maupun adik kelas, boleh saling menegur kalau ada yang salah. Nah tradisi ini nggak boleh hilang ya!," pesan Sultan.(*)