SMAN 1 Pekanbaru menjadi salah satu tim bertabur prestasi pada gelaran Honda DBL Riau Series. Dari data milestones Seri Riau, tim putra Smansa (julukan SMAN 1) Pekanbaru sudah mengoleksi lima trofi champion. Masing-masing pada edisi 2014, 2015, 2016, 2018, dan 2019.
Tak mau kalah. Tim putri Smansa telah meraih empat gelar juara (2016, 2017, 2018, dan 2019). Keduanya juga pernah kawin gelar sebanyak 3 kali. Yaitu pada edisi 2016, 2017, dan terakhir pada 2019 kemarin.
Secara total, sembilan trofi champion telah dikoleksi di lemari kaca sekolah ini. Dari keikutsertaan tim putra dan putri mereka pada liga basket pelajar terbesar tanah air ini. Hal itu pun menjadikan Smansa sebagai pemegang gelar terbanyak sepanjang Honda DBL Seri Riau berlangsung sejak 2008 silam.
Tidak ada prestasi dicapai dengan sendirinya. Melainkan buah dari kerja keras, persiapan matang dan dukungan semua pihak. Dari seluruh komponen warga sekolah. Mulai kepala sekolah, para guru, pelatih, ofisial, para pemain dan suporter.
Pelatih Smansa Abraham Bagaswara mengaku timnya selalu langsung menggelar latihan begitu Honda DBL berakhir tiap musimnya. “Nggak perlu waktu lama, kami langsung tancap gas lagi setelah Honda DBL tahun sebelumnya berakhir. Untuk mempersiapkan diri agar lebih baik di musim selanjutnya,” terangnya.
Tim putri SMAN 1 Pekanbaru menggondol juara seri Riau (source: DBL Indonesia)
Untuk porsi latihan memang coach Abraham punya cara sendiri. Dengan merepetisi soal fundamental basket berlanjut ke teknik bertahan dan menyerang. Dari cara latihan akan terbentuk pemain yang menurutnya layak untuk masuk tim utama Smansa.
“Saya memberikan materi pelan-pelan, sering saya ulangi terus. Nanti terseleksi sendiri nih yang jenuh karena repetisi itu. Memang saya kalau latihan jarang ada game hanya sesekali saja,” ujarnya. Dirinya juga membuka kesempatan buat anak didiknya yang ingin menambah skill individu. “Kadang ada yang mau nambah skill individu, ya saya ajarakan shooting,” paparnya.
Setelah persiapan panjang yang hampir memakan waktu satu tahun lamanya. Menjelang dua bulan bergulirnya Honda DBL, serangkaian agenda uji coba atau try out digelar. Mencari lawan tanding sepadan dari luar kota Pekanbaru. Tak jarang hingga luar provinsi Riau.
Coach Abraham lebih sering ke daerah Sumatera Barat. Karena masih cukup dekat dibanding harus ke daerah lain meski harus menempuh ratusan kilometer.
Abraham Bagaswara, pelatih SMAN 1 Pekanbaru (source: DBL Indonesia)
Ada banyak manfaat yang didapat, menurut Coach Abraham, dengan mengajak anak didiknya try out keluar kota. Salah satunya membentuk chemistry antarpemain. Juga dengan tim pelatih dan ofisial.
Seluruh komponen tim jadi lebih akrab dan saling mengenal lebih dalam satu sama lain. Gara-gara menghabiskan waktu di bis selama menempuh perjalanan jauh. “Mereka sering nongkrong bareng di sekolah. Tapi justru momen try out ini bikin mereka tambah akrab. Mereka punya acara untuk menghabiskan waktu selama perjalanan jauh,” ungkapnya.
Selain itu, biasanya Coach Abraham juga menyiapkan lawan yang lebih hebat daripada timnya. Dengan tujuan tim asuhannya bisa merasakan lawan berat yang jauh di atas mereka. Agar tidak kaget bertemu lawan hebat.
“Kalau ke daerah luar Pekanbaru saya minta pokoknya lawan yang lebih tua deh. Anak kampus atau klub yang usianya jauh di atas mereka. Biar mereka merasakan persaingan lebih saat scrimmage,” tandasnya. (*)