SMAN 2 Surabaya meraih torehan gemilang musim lalu. Skuad asuhan Dhimas Aniz ini berhasil melangkah ke final seri Jawa Timur. Torehan gemilang ini tak lepas dari peran para punggawa Smada. Salah satunya Bagoes Hadi.
Siswa yang musim lalu menjadi rookie ini menjadi pemain dengan torehan poin tertinggi di seri Jawa Timur. Ia berhasil mengoleksi total 146 poin dari sembilan laga yang ia lalui.
Selain tajam saat melakukan penetrasi, Bagoes juga memiliki akurasi three point yang bagus. Dengan presentase tembakan sebesar 34%, alumnus SMPN 22 Surabaya ini berhasil mencetak 21 poin dari fase North Region, hingga Championship Series.
"Tahun ini aku punya target bisa kembali ke final. Tapi semuanya harus dilakukan sebagai tim. Jadi kita sudah melakukan beberapa program latihan yang diberikan oleh Coach Dhimas agar semakin siap," ujar siswa kelas XI tersebut.
Bagoes menceritakan bahwa selama jeda musim sebelum pandemi, ia dan timnya sudah digembleng dengan beberapa program latihan. Selain fundamental, fisik juga menjadi salah satu aspek yang sangat diperhatikan oleh Coach Dhimas.
Salah satu program pengembangan fisik yang dilakukan Coach Dhimas adalah memutari SMA komplek sebanyak sepuluh kali. Jika dihitung, satu putarannya bisa mencapai 500 meter.
"Pernah nih karena ada yang telat ketiduran, kita satu tim dihukum lari 20 kali di SMA komplek. Rasanya kaya gak selesai-selesai," ujar Bagoes sambil terkekeh.
Student athlete berusia 17 tahun ini juga bercerita bahwa sepulangnya dari Amerika, Coach Dhimas memberberkan perbedaan atlet Indonesia dan Amerika. Di negara Paman Sam tersebut, mental pemainnya sangat bagus.Tak hanya itu, semangat untuk bekerja keras juga menjadi kunci mengapa banyak pemain muda di sana memiliki kemampuan fundamental yang baik.
Bagoes juga diberikan beberapa oleh-oleh berupa metode latihan baru yang sudah mulai diterapkan selama pandemi. Latihan kemampuan dribble seperti double cross, between leg, behind backward dribble, stepback tapi di hesitate, cross, dan jumpshot. Menjadi beberapa menu baru mereka selama latihan dengan Zoom.
"Kalau ditanya bosen atau nggak latihan setiap hari, menurutku sih nggak. Karena aku tau dibalik capek latihan itu ada hasil yang bakal diraih. Dengan catatan kerja keras dan tidak ngeluh," tutupnya. (*)