SMA Bukit Sion Jakarta memang dikenal punya cara tersendiri untuk regenerasi. Tentu itu tidak terlepas dari tangan dingin sang pelatih, Jap Ricky Lesmana. Salah satu pemain muda Buksi (julukan SMA Bukit Sion) Bryan Saputro merupakan hasil didikan Jap Ricky. Jam terbang Bryan memang belum mencolok pada perhelatan Honda DBL DKI Jakarta Series musim lalu. Tapi, torehan statistiknya cukup baik.
Bersama Buksi, Bryan menjalani musim rookie kemarin rata-rata selama 11 menit 39 detik. Center dengan tinggi 193 sentimeter itu telah membukukan total 36 poin dan 27 rebound. Baginya berlaga bersama Buksi di Honda DBL merupakan kebanggaan tersendiri. Sebab, dirinya harus mati-matian membawa jaya nama besar Buksi di kancah penuh gengsi itu.
“Saat diberi kesempatan bermain di Honda DBL, tentu aku excited banget. Benar-benar nggak mau menyiakan kesempatan tersebut,” paparnya.
Untuk merebut tim utama Buksi yang berlaga di Honda DBL tidaklah mudah. Bryan harus berjuang ekstra demi mengisi satu slot itu.
“Di Buksi ada seleksi yang lumayan ketat buat tembus jadi tim yang tanding di Honda DBL,” ujarnya.
Karena itu tahun lalu ia punya target untuk bisa memanfaatkan jam terbangnya. “Tahun lalu aku masih rookie, jadi aku berikan yang terbaik soalnya minute play yang diberikan pelatih juga nggak terlalu banyak,” tungkasnya.
Perjalanan karir Bryan di Buksi masih panjang. Ia masih punya dua tahun untuk mengarungi sengitnya persaingan Honda DBL. Meski Buksi kerap disebut sebagai tim unggulan, justru ia enggan merasa di atas angin. Baginya, ini jadi pecutan buat dirinya bisa terus berkembang dan improvisasi diri.
"Masih ada yang perlu diperbaiki lagi. Aku tidak mau menyiakan banyak kesempatan, jadi harus lebih sigap kedepannya,” tandasnya. Lebih lanjut ia juga ingin buat orang tuanya bangga dengan bisa masuk menjadi skuad Honda DBL Indonesia All-Star.
“Biar bisa buat orang tua bangga jadi nggak sia-sia mereka udah suport dan beliin aku sepatu basket," pungkas cowok berusia 15 tahun itu. (*)