Banyak hal yang bisa memengaruhi kemenangan sebuah tim dalam satu pertandingan basket. Hal-hal ini pun bisa datang dari faktor teknis dan nonteknis. Untuk urusan nonteknis, biasanya faktor keberuntungan (siapa juga yang bisa mengontrol), kehadiran pendukung, hingga hari ulang tahun bisa dimasukkan.
Sementara untuk teknis, salah seorang analis NBA, Dean Olvier, menyebutkan bahwa ada empat faktor utama yang mempengaruhi kemenangan dalam sebuah tim. Empat faktor tersebut adalah shooting, turnover, offensive rebound, dan free throw.
Lebih rinci lagi, secara persentase, shooting mendapat nilai 40 persen, turnover 25 persen, offensive rebound 20 persen, dan free throw 15 persen.
Untuk level junior, utamanya di Indonesia, tiga faktor yang pertama disebut rasanya sudah cukup mendapat perhatian lebih dari pelatih dan pemain. Akan tetapi, untuk faktor yang terakhir, seringnya dilupakan atau bahkan sangat mungkin diremehkan.
Kegagalan free throw selalu dianggap hal yang lumrah dan tak pernah menjadi masalah yang berusaha dipecahkan bersama. Hal ini cukup menarik mengingat free throw adalah satu-satunya waktu di mana seorang pemain bisa mencetak poin dengan gratis, tanpa dihalangi pemain lawan.
Lantas, langkah-langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk memperbaiki akurasi free throw pemain?
1. Perbaiki Form Menembak
Untuk urusan menembak, cara yang paling utama untuk meningkatkan akurasi adalah dengan memperbaiki form menembak atau gerakan mekanik menembak.
Jika menonton NBA, maka salah satu pemain dengan form menembak terbaik adalah Klay Thompson. Pelajari detail cara ia menangkap, gerakan kaki, hingga melepaskan tembakannya. Jangan lupa juga untuk konsultasi dengan pelatih kalian mengenai form menembak ini.
Klay Thompson saat melakukan free throw (Foto: NBC Sports)
2. Repetisi
Repetisi atau pengulangan adalah langkah selanjutnya. Percuma saja jika form menembak kalian sudah benar tapi tidak melakukan pengulangan dengan rutin.
Pasalnya, perlu diingat dengan baik, basket adalah sebuah olahraga yang sangat mengandalkan ingatan otot (muscle memory). Oleh karena itu, pengulangan akan membuat sebuah form menembak semakin baik dan terasah.
Akan tetapi, perlu diketahui juga, bahwa repetisi yang dilakukan juga harus terukur dan sekali lagi harus dimulai dengan form menembak yang benar. Terukur dalam hal ini terkait dengan frekeunsi latihan dalam satu minggu atau satuan periode waktu lainnya.
Hasil riset di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dengan banyaknya kegiatan seorang pelajar di sekolah, ada baiknya student athlete melakukan repetisi 1.500 tembakan masuk dalam satu minggu. Sekali lagi, ini adalah jumlah tembakan masuk. Target persentase free throw untuk anak SMA di Amerika Serikat adalah 67 – 70 persen.
Steve Nash (Foto: Getty Images)
3. Buat Ritual Free Throw
Banyak sekali pemain memiliki ritual khusus sebelum free throw (free throw routine). Kevin Durant biasa menggoyangkan pundaknya sebelum menembak. Klay Thompson memantulkan bola dua kali sebelum membidik ring.
Mundur ke awal 2000-an, legenda NBA, Steve Nash, selalu melakukan tembakan tanpa bola sebelum menerima bola dari wasit, dan banyak yang lainnya.
Free throw routine sebenarnya lebih banyak berpengaruh ke faktor mental. Dengan kebiasaan yang sama sebelum melakukan tembakan, maka mental pemain akan merasa seolah melakukan hal yang sudah biasa mereka lakukan selama latihan. Dengan hal itu, keyakinan untuk tembakan akan masuk menjadi lebih besar.
4. Tenang
Tenang, jangan terburu-buru. Kalian punya waktu lima detik untuk menembak, manfaatkan sebaik muingkin. Lakukan ritual kalian (jika punya), atau sekadar ambil nafas panjang untuk membantu pikiran kalian lebih tenang.
Selamat mencoba!(*)