Setiap tahun. Perjuangan luar biasa harus ditempuh puluhan ribu student athlete seantero nusantara. Demi berpartisipasi dan menggapai mimpi pada kompetisi basket pelajar terbesar tanah air, Honda Developmental Basketball League (DBL). Terkendala letak geografis menuju venue yang digelar di ibu kota provinsi. Bukan jadi halangan bagi para duta sekolah ini untuk berpartisipasi. Sekaligus membuktikan bisa menggapai prestasi. Walau harus menempuh perjalanan yang tak mudah. Melintas jalur darat, laut, atau udara. Dengan jarak tempuh ratusan kilometer. Dari kota/kabupaten asal mereka. Jauh dari dukungan keluarga dan teman.
Jangan pernah sepelekan semangat anak dari dusun. Walau dengan segala keterbatasannya. Mereka juga mampu berprestasi. Tak ubahnya anak kota, yang sejatinya lebih dimanjakan dengan segala fasilitas dan kemudahan. Spirit itulah yang ditunjukkan tim basket putri SMAN 2 Tebo. Selama mereka berkiprah di pentas Honda DBL Jambi Series.
Berasal dari wilayah pinggiran. Tepatnya Rimbo Bujang, salah satu kecamatan yang masuk wilayah di Kabupaten Tebo. Tim basket putri sekolah ini ternyata punya prestasi yang mentereng pada gelaran Honda DBL Seri Jambi. Diakui sebagai Ratu Basket di Provinsi Jambi. Sebagai satu-satunya sekolah yang pernah menorehkan three-peat atau juara selama tiga musim berturut-turut. Masing-masing pada musim 2014, 2015, dan 2016.
Cerita paling fenomenal mereka torehkan pada edisi 2014 silam. Saat itu masih berstatus sebagai tim debutan. Datang jauh-jauh dari pinggiran. Dan, tentunya kurang diperhitungkan. Mereka justru mampu membuat kejutan. Dengan langsung merebut gelar champion!
Hebatnya lagi, sebelum sukses membuat kejutan besar dengan keluar sebagai juara pada Honda DBL Seri Jambi 2014 itu. Para srikandi Smandate (julukan SMAN 2 Tebo) memulai musim memorable tersebut dengan kejutan pertama mereka. Sukses menyingkirkan langkah sang juara bertahan saat itu, SMA Xaverius Jambi, saat saling berhadapan pada babak awal.
”Anak-anak sempat nervous karena belum apa-apa, langsung ketemu juara bertahan pada laga awal. Alhamdulilah, kami bisa melewatinya dengan baik. Hasil itu memberi rasa percaya diri anak-anak. Sehingga kami bisa juara dengan mulus,” kenang Hargem Isla, yang saat juara edisi 2014 masih berstatus sebagai manajer tim.
Bukan hanya melawan tim juara bertahan yang membuat mereka sempat grogi. Bertanding ditonton ribuan orang yang memadati GOR Kotabaru Jambi juga jadi tantangan tersendiri bagi mereka.
”Seumur-umur baru kali ini anak-anak bermain dengan penonton sebanyak itu. Saya berulang-ulang ingatkan agar mereka tetap fokus. Anak-anak juga termotivasi, ingin membuktikan bahwa anak dusun juga mampu bersaing dengan anak kota,” sambung Hargem Isla yang mulai mengambil alih kursi pelatih tim basket putra dan putri SMAN 2 Tebo sejak 2015.
MEMORABLE : Momen saat kali pertama tim putri SMAN 2 Tebo mengangkat trofi champion Honda DBL Jambi Series pada edisi 2014. (Source : DBL Play).
Label sebagai anak dusun, lanjut Coach Hargem, selama ini memang melekat pada SMAN 2 Tebo yang berasal dari Rimbo Bujang. Salah satu kecamatan di wilayah pemerintahan Kabupaten Tebo.
”Sekolah kami tergolong pinggiran. Kurang diperhitungkan dibandingkan sekolah-sekolah dari Muara Tebo yang merupakan ibu kota Kabupaten Tebo. Apalagi kalau dibandingkan sekolah-sekolah dari Kota Jambi yang merupakan ibu kota provinsi (Jambi),” jelas Coach Hargem Isla.
Siapa sangka, dengan label anak dusun yang melekat itu, tim basket putri SMAN 2 Tebo justru mampu membuat bangga seluruh warga Kabupaten Tebo. Karena mampu berprestasi menjadi yang terbaik di level provinsi. Padahal, perjuangan yang tak ringan harus mereka lalui demi berpartisipasi pada Honda DBL Jambi Series.
Total, sejauh 277 kilometer perjalanan darat harus mereka tempuh untuk tiba di GOR Kotabaru Jambi. Venue berlangsungnya Honda DBL Jambi Series. Dimulai dengan 50 kilometer perjalanan dari Rimbo Bujang menuju Muara Tebo. Dilanjutkan perjalanan sejauh 227 kilometer dari Muara Tebo menuju Kota Jambi.
Ini menempatkan SMAN 2 Tebo sebagai partisipan terjauh sepanjang perhelatan kompetisi basket pelajar terbesar tanah air di provinsi Jambi. Sejak kali pertama digelar pada 2012 silam, hingga saat ini. Disusul kemudian oleh SMAN 1 Merangin yang berjarak 249 kilometer menuju kota Jambi.
Perjalanan jauh yang harus dilakukan dari Rimbo Bujang (Kabupaten Tebo) menuju kota Jambi itu juga menempatkan SMAN 2 Tebo pada urutan ketujuh, Sekolah dengan Jarak Tempuh Terjauh Menuju Venue Honda DBL. Baca juga cerita seru perjalanan sekolah-sekolah seantero nusantara lainnya demi berpartisipasi pada Honda DBL :
Tiga Sekolah asal Merauke Tempuh 664- KM Menuju Jayapura
SMA Regina Pacis Bajawa Harus Berjuang 28 Jam Menuju Kupang
Terbang Sejauh 480 KM, Tim Dance SMAN 1 Mimika Punya Tradisi Langganan Champion
Naik Minibus, Pemain dan Ofisial SMAN 1 Langsa Saling Berhimpitan selama 10 Jam
Demi Debut, SMA Tri Ratna Sibolga Abaikan Penat Lalui 1001 Kelokan ke Medan
Penuhi Gerbong Kereta, Tim SMAN 1 Lubuklinggau Habiskan Delapan Jam ke Palembang
Dengan menyewa bus, mereka membutuhkan tujuh jam perjalanan hingga tiba di venue. Melintasi jalur lintas Sumatera yang dikenal tak punya ampun. ”Lebih dari separo anggota tim mengalami mabuk perjalanan. Muntah-muntah,” tutur Coach Hargem Isla, yang juga berprofesi sebagai guru olahraga SMAN 2 Tebo.
”Karena itu, sengaja kami berangkat sehari sebelumnya. Agar punya waktu yang cukup untuk recovery. Termasuk jaga-jaga apabila ada yang kurang fit karena kecapekan akibat mabuk perjalanan,” sambungnya.
Saat mereka sukses membuat kejutan menembus final party 2014, pihak sekolah, termasuk Kepala Sekolah, beberapa guru, beserta ratusan siswa, ikut memberi dukungan langsung dengan datang ke kota Jambi.
”Sekolah memfasilitasi sejumlah bus, untuk mengerahkan massa mendukung perjuangan kami. Itu belum termasuk beberapa orang tua yang mengendarai mobil pribadi. Termasuk Bupati Tebo juga ikut memberi dukungan langsung,” jelasnya.
Prestasi menjadi champion pada Honda DBL Seri Jambi edisi 2014 itu, memberi dampak positif bagi SMAN 2 Tebo. Perhatian dan dukungan pemerintah, dinas terkait, tak terkecuali pihak sekolah semakin total. Dukungan itu dibayar lunas dengan trofi champion yang kembali mereka raih pada edisi 2015, dan 2016.
BACK-TO-BACK: Tim putri SMAN 2 Tebo setelah memastikan diri sebagai champion Honda DBL Jambi Series 2015 di GOR Kotabaru Jambi. (Foto : Jambi Independent)
Pada final party edisi 2015, mereka memastikan back-to-back champion atau merebut gelar kedua secara beruntun. Setelah menang mudah atas lawannya, SMKN 1 Kota Jambi. Anak-anak Smandate menutup laga itu dengan skor 48-14.
Sedangkan pada final party edisi 2016, para srikandi Smandate mengunci predikat three-peat atau hat-trick gelar usai menundukkan SMAN 5 Batanghari dengan keunggulan 40-14.
Prestasi Smandate di Honda DBL Picu Geliat Basket di Kabupaten Tebo
Cerita sukses tim putri SMAN 2 Tebo ini langsung menjadi sumber inspirasi sekolah lainnya. Dan ikut berjasa terhadap makin berkembangnya cabang olahraga basket di tempat asal mereka.
”Gairah basket di tempat kami (Kabupaten Tebo) jadi ikut terkatrol. Padahal, sebelumnya basket kurang begitu diminati dibandingkan cabang olahraga lainnya. Sekolah-sekolah lainnya juga makin serius mengembangkan pembinaan basket. Termasuk SMAN 3 Tebo yang akhirnya ikut berpartisipasi pada Honda DBL 2018,” terang Coach Hargem Isla yang kini juga menjabat Ketua Umum Pengkab Perbasi Tebo tersebut.
Coach Hargem Isla memberi apresiasi setinggi-tingginya terhadap Honda DBL. Karena memberi panggung bagi anak-anak didiknya yang berasal dari jauh pelosok dusun terpencil. Sehingga mampu berprestasi di level provinsi.
”Kini kami patut berbangga, karena SMAN 2 Tebo tidak lagi dicibir sebagai anak dusun semata. Melainkan sekolah yang disegani prestasinya pada peta persaingan basket di provinsi Jambi,” pungkasnya. (*)