Setiap tahun selalu saja ada cerita menarik dari para peserta Honda DBL. Entah itu kisah menyenangkan, menghibur, atau bahkan mengharukan. Tetapi tim putra SMAN 6 Pinrang justru memiliki kisah yang menyentuh hati.

Tak banyak yang tahu soal perjuangan tim ini demi mengikuti kompetisi Honda DBL South Sulawesi Series 2019. Penuh kerja keras dan tekad kuat bagi mereka bisa sampai di Makassar lalu bertanding.

Tim SMAN 6 Pinrang tidak hanya harus memeras keringat untuk latihan. Tetapi mereka juga harus berjuang mengumpulkan Rupiah untuk ikut DBL musim lalu. Ya, kesulitan finansial memang sangat dirasakan oleh mereka.

Minimnya dana yang diberikan oleh sekolah terpaksa membuat tim putar otak mencari tambahan. Belum lagi kenyataan bahwa mereka harus merogoh kantong pribadi agar bisa tampil di Honda DBL musim lalu.

"Anak-anak cari donatur lewat door to door. Saya sebagai pelatih tidak tahu persis soal dana. Tetapi yang pasti saat itu cukup untuk makan dan transportasi," ungkap M. Rachmat yang saat itu menahkodai SMAN 6 Pinrang.

Permasalahan tidak begitu saja usai begitu dana terkumpul. Tim masih harus memikirkan transportasi murah yang bisa mengantar mereka dari Kabupaten Pinrang menuju Makassar. Pilihannya menyewa bus milik pemerintah daerah demi menghemat biaya.

Perjalanan jauh sekitar 200 kilometer mereka tempuh selama hampir lima jam penuh. Tim berangkat tiga hari sebelum pertandingan. Rachmat bersyukur jalan raya dari Pinrang menuju Makassar bagus. Sehingga tidak menambah sengsara perjuangan mereka.

"Setibanya di Makassar kami menginap di rumah keluarga salah satu pemain. Sekitar satu minggu kami di sana," ucap coach Rachmat.

Namun, pengorbanan itu tidak sia-sia. Berangkat tanpa target, eh, ternyata malah sanggup menembus hingga babak delapan besar. Bagi SMAN 6 Pinrang, hasil tersebut merupakan capaian yang sangat memuaskan.

"Perjuangannya sangat luar biasa. Sebab kami harus cari dana supaya bisa ikut DBL. Lalu kami mulai latihan dua bulan sebelum DBL. Itu pun latihannya kadang nggak lengkap pemainnya," ujar salah satu pemain SMAN 6 Pinrang, Awaluddin Hatta.

Sebenarnya kesulitan-kesulitan itu cukup menjadi alasan bagi pebasket kelahiran 5 Januari 2002 tersebut untuk mundur dari kompetisi. Tetapi Awal, panggilan akrabnya, tak ingin menyerah begitu saja. "Aku ingin merasakan ikut DBL. Kapan lagi bisa ikut event ini," tegas Awal.

Berhasil menaklukkan segala rintangan itu membuat SMAN 6 Pinrang bangga. Kerja keras mereka membuahkan hasil yang tidak percuma. Kuncinya tetap semangat dan mau berusaha.(*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya
Jadwal Technical Meeting DBL West Kalimantan 2024