Fransisca Noegroho berharap SMAN 3 Blitar semakin solid setelah ia lulus. Menurutnya, kerja sama yang baik akan membuat tim ini semakin tangguh dan sulit dibendung.
"Teman-teman sudah sangat solid kok. Bahkan semuanya saling memberi semangat ketika ada yang down. Aku berharap hal ini bisa terus ada dan ditingkatkan," ujar Fransisca.
Ia bercerita, laga terakhir melawan SMAN 1 Blitar di Honda DBL seri Malang menjadi momen yang tak pernah dilupakan. Pasalnya, tak hanya fisik saja yang diuji, faktor mental juga sangat menentukan. (baca juga: Free Throw Shinta Antarkan Smasa Blitar ke Surabaya)
Pasalnya pemenang dari laga ini akan melanjutkan langkahnya ke Surabaya. Tentu ini tidak akan disia-siakan oleh SMAN 3 Blitar. Karena jika lolos, mereka akan mengukir sejarah baru berangkat ke Surabaya.
Sayang, Smaga Blitar harus pulang dengan tangan hampa. Mereka kalah dengan selisih skor yang sangat tipis. Hanya setengah bola, setelah freethrow dari SMAN 1 Blitar melesak mulus ke ring mereka di penghujung pertandingan.
"Meskipun hasilnya belum maksimal, aku sangat bangga dengan teman-teman. Soalnya mereka benar-benar kerja keras. Bahkan sampai ada yang sesak napas hingga pingsan," kenangnya.
Fransisca menambahkan, langkahnya hingga di titik ini tak lepas dari peran dua pelatih, yakni coach Hwie Biao dan Philip Sanjaya Putra.Keduanya menjadi sosok yang tak pernah lelah membimbing skuad SMAN 3 Blitar.
Coach Hwie Biao sendiri memiliki tugas untuk mengatur pattern, baik saat di lapangan maupun saat di pertandingan. Sedangkan coach Philip terus mangasah fisik dan fundanmental anak asuhnya.
"Semoga di Musim 2020, Smaga bisa lebih gemilang. Teman-teman tambah semangat latihannya, dan nggak bosan diajari ball handling dan mental di setiap latihannya," tutur Fransisca.(*)