Michael Andianto dan Keputusan Menjadi Student Athlete

| Penulis : 

Michael Andianto merupakan salah satu alumni DBL. Namanya tergabung menjadi skuad Honda DBL Indonesia All-Star edisi 6 tahun silam. Perjuangannya untuk tembus menjadi skuad Honda DBL All-Star pun tak mudah. Ia tidak menyiakan kesempatan awal. Kala dirinya terbang ke Surabaya untuk mengikuti bersaing di Honda DBL Camp. Sebab, dirinya sadar ia datang bukan dengan keberhasilan membawa timnya juara.

“Kami kalah lawan SMAN 9 Bandung, itu salah satu game yang paling ketat dan udah kayak final. Meskipun nggak sampai final, tapi puji Tuhan saya ternyata terpilih jadi first team,” tutur cowok yang saat itu membela SMA Santa Angela.

Baginya basket bukan hanya sekedar hobi utama saja. Karir basketnya sebagai student athlete juga cukup moncer. Michael kerap mengisi skuad level Provinsi, bahkan Tim nasional. Ia pernah bermain di Kejurnas U-14. Membela Jawa Barat di Popnas 2015. Serta tergabung di skuad PON 2016 Jawa Barat.

Bahkan, ia juga pernah mengisi skuad Timnas U-16 berlaga di kompetisi SEABA U-16 di Jogjakarta pada tahun 2013.

Karirnya gemilang. Tapi, acap kali ia dihadapkan dengan pilihan sulit. Yang biasa ada di benak para atlet pelajar. Yaitu pilih karir basket atau pendidikan sekolah. Iya, dirinya juga dihadapkan dengan kondisi gamang seperti itu.

Michael mengalami hal itu saat masuk semester dua kelas XI. Namanya tercatat bersama skuad Honda DBL Selection untuk berlaga di Australia. Bersamaan dengan itu dirinya harus mengejar ketertinggalan pelajaran di semester satu.

Akhirnya, setelah melalui pemikiran yang cukup panjang. Ia memutuskan untuk mundur dari skuad Honda DBL Selection. Nasehat orang tua, masukan dari orang terdekat membuat ia meyakini, keputusannya saat itu dirasa tepat. Ia memilih fokus untuk mengejar pendidikannya.

Michael Andianto (kanan) ketika membela skuad Honda DBL Indonesia All-Star. (source: DBL Indonesia)

Sekali lagi, bagi Michael mengundurkan diri buat mewakili DBL Indonesia ke Australia bukanlah hal gampang. “Kapan lagi anak SMA bisa dapat pengalaman tanding basket ke Australia. Semua biaya ditanggung DBL pula,” kenangnya saat itu.  Tapi pada akhirnya ia membuat keputusan. Yang menurutnya baik.

“Pertimbangannya cukup berat. Karena di semester 1 aku sudah banyak izin. Salah satunya ikut DBL All Star ke Amerika. Dan, ada beberapa materi pelajaran yang harus aku kejar. Lalu saat itu kan udah kelas XI. Udah mulai penjurusan dan aku juga jurusan IPA yang pelajarannya butuh banyak latihan soal,” paparnya.

Ia sadar bahwa keputusannya waktu itu dirasa berbeda dengan student athlete lainnya. Bukan maksud untuk menyampingkan basket. Tapi, ia memikirikan, bahwa pendidikan itu juga penting. Bahkan jadi salah satu fundamental basket selain kuat secara fisik.

“Main basket itu kan nggak hanya pakai otot. Tapi otak juga penting banget. Basketball IQ kita juga perlu dilatih. Artinya melalui pendidikan, kita bisa mengasah otak kita untuk bisa berpikir dan bernalar secara tajam,” tungkasnya.

Michael Andianto (berdiri, dua dari kanan) bersama tim PON Jabar (source: dok.pribadi)

Rezeki memang tak kemana. Tiga tahun setelah ia memutuskan untuk tidak ikut terbang ke Australia. Dirinya justru berkesempatan menempuh studi di Monash University, Australia. Tiga tahun dirinya menyelesaikan studi di Australia. Dan sekarang sudah menjadi seorang copy writer profesional di salah satu platform pendidikan digital.

“Kayak miracle, rezeki nggak ada yang tahu. Di tahun 2017 saya ke Australia buat kuliah. Padahal tiga tahun sebelumnya saya mengorbankan kesempatan bertanding basket di Australia,” ucapnya.

Baginya ini bisa menjadi pelajaran. Semua peristiwa merupakan proses dari kehidupan.Semua yang telah berlalu akan menjadi cerita tersendiri.

“Nikmatin semua kesempatan berharga yang nggak akan bisa diulang. Selalu berikan yang terbaik dan jangan lupakan pendidikan. Kejar prestasi setinggi-tingginya. Jadi ketika kita ngeliat ke belakang nggak akan ada lagi penyesalan,” tandasnya. (*)

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya