Bagi kalian yang gemar basket plus fotografi, kemarin (9/5) DBL Indonesia menghadirkan ngobrol bareng dengan pemilik akun Instagram @Hariiphoto. Doi adalah fotografer profesional dengan spesialisasi sports photography, khususnya basket.
Dalam ngobrol bareng itu @Hariiphoto banyak membagikan pengalamannya dari awal terjun ke dunia fotografi hingga seperti sekarang ini. Tak ketinggalan, ia juga memberikan tips-tips untuk para fotografer pemula. Terutama yang ingin menerjuni profesi atau hobi motret basket.
Nah, bagi kalian yang ketinggalan, nih DBL.id kasih rangkumannya. Terutama tips dos and don'ts untuk fotografer basket pemula.
Kata @Hariiphoto nih, kalian sebagai fotografer pemula yang ingin motret laga-laga basket jangan pernah minder. Meskipun yang kalian foto itu laga basket profesional. Meskipun di sekitar kalian berjejer fotografer profesional pula.
Jangan minder juga dengan alat yang kalian pakai. Ingat ada istilah, "A man behind the gun". Jadi, yang berpengaruh besar tuh orangnya, bukan alatnya atau kameranya.
@Hariiphoto juga tidak menyarankan jenis kamera apa yang lebih baik untuk motret basket. Menurutnya, menggunakan kamera jenis full frame atau APS-C sebenarnya sama saja. Ada plus-minusnya. Juga tergantung selera kamu.
"Memang disaranin sih pakai full frame, tapi tergantung selera juga kok. Kalau pakai full frame lebih luas, kalau APS-C lebih cropping," ujarnya.
Kalau diminta memberikan rekomendasi, @Hariiphoto lebih menyarankan mencari kamera dengan spesifikasi FPS (frame per second) yang tinggi.
"Sebab yang kita potret kan momentnya cepet banget tuh. Jadi kita butuh yang FPSnya tinggi untuk ngejar timming-nya. Tapi sekali lagi, harus diperhatikan juga budget ya. Kalau kalian masih mahasiswa ya jangan dipaksain beli yang mahal, sesuaiin kantong," jelasnya.
"Yang terpenting jangan minder dulu, hajar aja pakai kamera yang kalian punya saat ini," tegasnya.
Menurut @Hariiphoto, seiring berjalannya waktu, kita akan bisa menilai batas kemampuan kita dengan kamera yang ada seperti apa. Jadi, untuk fotografer pemula harus tahu lebih dulu sampai di titik mana kameramu saat ini bisa dimaksimalin. "Kalau sudah tahu memaksimalkan baru pertimbangkan untuk beli kamera atau beli lensa baru," ujarnya.
Kata dia, beban fotografer pemula dan profesional beda banget. Fotografer profesional kadang dituntut juga secara quantity, selain quality. Nah untuk pemula, tuntutan menghasilkan foto dalam jumlah banyak tidak ada. Oleh karena itu maksimalkan waktu dan alat untuk memotret moment yang benar-benar bagus.
"Ada istilah quality over quantity. Satu foto berkualitas bisa mengalahkan sepuluh foto yang biasa saja. Nah coba raih satu yang berkualitas itu," pesan pemain yang suka banget dengan aksi Kelly Purwanto, Dimaz Muharri dan Andakara Prastawa itu.
Bagaimana bisa menghasilkan satu foto yang berkualitas dalam basket? @Hariiphoto mengatakan, hal tersebut bisa didapat jika seorang fotografer tahu betul aturan dalam basket dan kebiasaan para pemain yang bertanding saat itu.
Mungkin untuk aturan basket bisa dipelajari di mana saja. Namun untuk kebiasaan pemain hanya bisa dipelajari dengan sering motret. Semakin sering motret, para fotografer akan dengan sendirinya tahu kebiasaan pemain.
"Ketika kita tahu kebiasaan pemain, kita seperti mengikuti flow mereka. Tanpa mikir kadang kita bisa nebak, entar pemain ini gerakan passing-nya ke mana. Jadi kita bisa dapat momen-momen yang bagus," ungkapnya.
Pesan @Hariiphoto, jika kita tak memiliki akses untuk memotret pertandingan basket profesional coba dulu motret pertandingan basket antar sekolahmu. Dari sana, kalian bisa belajar angle-angle terbaik untuk memotret basket.
Nah, @Hariiphoto juga sempat mengungkapkan dos and don't untuk fotografer basket pemula nih. Apa saja ya?
Yang pertama, ikutin aturan dari event basket yang kalian potret. "Kedepankan etika fotografi. Kalau misalnya kalian sudah diberikan tempat motret, gunakan dengan baik gak usah banyak request," katanya.
Yang kedua, fokuslah pada motret. "Jangan ke distract sama hal-hal di luar foto. Misalnya mainan hape, nyemil. Kenapa begitu? Ya karena momen di pertandingan basket gak mungkin diulang," ujarnya. Bagi seorang fotografer profesional, kehilangan sebuah moment bisa bikin susah tidur.
Terakhir, posisikan dirimu benar-benar sebagai fotografer. Jangan sebagai penonton atau penikmat basket. "Misalnya kalian ikut selebrasi ketika pemain idolamu mencetak poin. Atau ikutan protes ketika pemain di lapangan protes ke wasit," ujarnya. Hal itu sangat haram dilakukan karena di peristiwa seperti itulah kalian bisa dapat moment istimewa. Misalnya ekspresi pemain ketika selebrasi.
Selama ini @Hariiphoto mengaku tak banyak mengedit hasil jepretannya di software-software digital. Dia bisa melakukan itu karena melakukan persiapan yang matang sebelum motret. Misalnya mempelajari pencahayaan di lapangan.
"Sebab pencahayaan di setiap lapangan itu beda-beda. Kita harus nyeting dulu white balance senetral mungkin," ujarnya. Biasanya @Hariiphoto cuma melakukan editing pada explosure dan shadow. Terutama untuk foto-foto di bawah ring.
Nah, bagaimana setelah dapat pencerahan dari @Hariiphoto kalian sudah gak ragu lagi kan motret basket? Karena ini lagi pandemi dan kalian harus Stay At Home, mungkin ada baiknya kalian belajar-belajar dulu dari hasil karya para profesional nih. Eiya, kalian juga bisa ikutan kursus fotografi gratis dari pabrikan kamera nih. Di sini tempat belajarnya: Pengen Belajar Fotografi dari Rumah Gratis? Coba 3 Online Courses Keren Ini.(*)