ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Sejak pertama kali dirancang oleh James Naismith pada 1891, basket terus mengalami perubahan. Termasuk gerakan-gerakan spesial atau signature move yang dibuat oleh para bintang basket. Terutama mereka yang berlaga di liga basket terbesar di dunia, NBA.

Tak banyak pemain NBA yang memiliki signature move. Mereka yang punya signature move biasanya juga melegenda karena gerakan itu sulit dihentikan atau diantisipasi lawannya.

Siapa saja yang punya signature move yang sulit dihentikan itu? Dikutip dari situs basket terbesar di Indonesia, mainbasket.com, setidaknya ada 5 signature move yang sulit dihentikan lawan, apa aja itu?

1.Skyhook – Kareem Abdul-Jabbar

Signature move satu ini termasuk yang paling susah dihentikan dalam sepanjang sejarah NBA. Menariknya, Kareem Abdul-Jabbar sebenarnya bukanlah orang pertama yang melakukan gerakan ini.

Skyhook sendiri adalah bentuk pengembangan dari hook shot yang sudah dilakukan oleh pemain Lithuania, Pranas Talzunas, pada 1937. Mengapa disebut hook, karena tembakan ini dilakukan dengan satu tangan saja dan membentuk seperti pengait.

Skyhook pun bukannya ditemukan oleh Kareem. Adalah George Mikan, legenda NBA lainnya yang mulai mengembangkan tembakan ini pada pertengahan 1940-an. Ia menambahkan gerakan semi berlari dan peletakan bola yang sangat tinggi dan semakin jauh dari lawan. Tapi ketika Kareem melakukan ini, skyhook tetap menjadi senjata yang sangat mematikan.

Kareem mulai melatih tembakan ini seiring aturan NCAA yang melarangnya untuk melakukan dunk. Aturan tersebut dilakukan karena Kareem sangat dominan saat dunk diperbolehkan.

Di masa-masanya bersama Milwaukee Bucks, salah satu komentator radio Bucks menyebut bahwa hook Kareem cukup tinggi hingga seolah bola itu jatuh dari langit. Dan di sanalah istilah skyhook semakin dikenal publik.

Gerakan spesial ini pula yang menempatkan Kareem menjadi top skor sepanjang masa NBA. Enam gelar juara NBA, 19 kali laga All Star rasanya juga akan sulit terwujud tanpa Kareem mengembangkan tembakan ini.

Dewasa ini, skyhook semakin jarang terlihat di NBA. Stigma pengembangan pemain yang sudah berbeda dari era lampau adalah alasan utama mengapa gerakan ini mulai jarang terlihat. Di sisi lain, beberapa pemain yang sudah mencoba mengembangkan gerakan ini tak sedikitpun mampu mendekati pencapaian Kareem. Btw, kalau kalian ingin mempelajari skyhook, DBL Play pernah punya video tutorialnya loh:

 

2.Dream Shake – Hakeem Olajuwon

Signature move kedua ini adalah Dream Shake dari Hakeem Olajuwon. Tidak seperti skyhookDream Shake lebih sulit dideskripsikan karena pada dasarnya terlalu banyak variasi yang bisa dibuat dari gerakan ini.

Dalam beberapa cuplikan, Hakeem bisa menggunakan ini saat transisi serangan. Akan tetapi, memang kebanyakan ia menggunakan ini dalam permainan pos baik di area high atau low.

Faktor utama dari Dream Shake adalah kemampuan footwork (gerak kaki) pemain. Dalam satu penguasaan bola, Hakeem bisa melakukan rentetan combo gerakan mulai dari face-ups, spin, turnaround, fake, dan tiba-tiba melepaskan tembakan dengan bebas.

Shaquille O’Neal pernah menggambarkan Dream Shake sebagai gerakan yang paling susah ia hentikan. ”Hakeem punya lima gerakan, lalu empat gerakan cadangan, dan tiba-tiba ia punya 20 gerakan dalam satu penguasaan bola,” tutur O'Neal saat itu.

Dalam sebuah wawancara lain, Hakeem berujar bahwa Dream Shake terinspirasi dari gerakan sepak bola, olahraga yang ia mainkan saat kecil. “Dream Shake adalah gerakan sepak bola yang saya translasi ke basket. Gerakan ini berutujuan untuk membuat satu dari tiga hal berikut. Pertama, untuk membuat lawan terkecoh arah serangan kita. Kedua, membuat lawan terdiam dan meninggalkannya. Ketiga, untuk membuat lawan tidak seimbang dan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan blok".

 

3.Fadeaway – Michael Jordan dan Kobe Bryant

Kali ini signature move milik seorang guard. Yakni gerakan fadeaway dari Michael Jordan (MJ) dan Kobe Bryant. Sekali lagi, serupa dengan dua signature move dari pemain sebelumnya, baik MJ atau Kobe sebenarnya memiliki banyak senjata di arsenal mereka. Namun keduanya mengembangkan satu gerakan spesial secara detail agar lawan semakin sulit menjaga mereka.

Persamaan lain gerakan ini dengan dua gerakan sebelumnya adalah area operasi mereka yang berada di jarak menengah (midrange) dan biasanya dimulai dengan permainan pos.

Sesuai dengan maknanya, fadeaway sebenarnya adalah gerakan menembak dengan menjauhi ring sambil melompat. Namun, sebelum melompat, baik MJ dan Kobe biasanya akan melakukan gerakan mengecoh lawan.

Mereka biasa mengombinasikan tipuan kepala (head fake) atau body faint (gerakan pivot bagian atas tubuh). Dengan dua gerakan ini, lawan akan ketinggalan sepersekian detik atau bahkan satu langkah untuk mengikuti gerakan selanjutnya. Hasilnya, MJ dan Kobe bisa melakukan fadeaway dengan celah yang cukup.

Selain mengembangkan dua tipuan tersebut, pengembangan lain dalam gerakan ini adalah keseimbangan tubuh dan kemampuan menahan diri di udara. Semakin baik kemampuan menahan diri di udara, maka peluang untuk melihat sudut tembakan juga semakin baik dan semakin sulit lawan menjaga.

Fadeaway juga bisa berubah menjadi tipuan untuk memaksa lawan melompat dan akhirnya membuat MJ serta Kobe mendapat celah melakukan layup yang jauh lebih mudah. Namun, membuat lawan melompat dalam proses ini bukanlah hal mudah. Sekali lagi, penguasaan gerakan-gerakan tipuan dan kemampuan footwork pemain harus sangat baik. Btw, DBL Play juga pernah bikin tutorial fadeaway ini.

 

4.One-Legged Fadeaway – Dirk Nowitzki

Gerakan One-Legged Fadeaway milik Dirk Nowitzki ini lagi-lagi, serupa dengan tiga gerakan lainnya, One-Legged Fadeaway milik Dirk juga banyak beroperasi di jarak menengah dan diawali dengan proses permainan pos.

Hal menarik tentang gerakan ini adalah fakta bahwa Dirk tak langsung identik dengan gerakan ini saat ia masuk ke NBA. Laiknya seorang bigman, masa-masa awal Dirk lebih banyak bermain mengandalkan kekuatan tubuh saja. Sedikit perbedaan mungkin hanya di kemampuan tripoin Dirk yang sudah di atas rata-rata.

Seiring berjalannya waktu, utamanya saat ia meraih gelar MVP musim reguler di 2007, One-Legged Fadeaway semakin sering terlihat di pertandingan. Gerakan ini sebenarnya nyaris serupa dengan fadeaway-nya MJ dan Kobe. Namun, terlihat jauh lebih sederhana dan tidak membutuhkan atletisme tingkat tinggi.

Dirk biasanya menyerang lawan di area elbow atau baseline. Ia akan menerobos ke arah kanan lawan (karena Dirk adalah dominan tangan kanan), ia menurunkan pundaknya dan mendorong lawan dengan itu.

Lalu, kaki kirinya mengambil satu langkah menjauh dari lawan (dibantu dorongan pundak), kaki kanannya dinaikkan (seolah seperti menendang) yang membuat jarak dengan lawan semakin lebar. Dengan jarak yang cukup lebar tersebut, Dirk melepaskan tembakan dengan leluasa.

Mekanisme menembak Dirk yang berbeda dari kebanyak pemain membuatnya seolah dalam posisi yang sangat landai (hampir seperti jatuh) saat melepaskan tembakan ini. Beberapa penlelitian menyebutkan sudut tembak Dirk saat melakukan One-Legged Fadeaway adalah 45 derajat. Membuat tembakan ini semakin sulit untuk dihentikan.

 

5.Drive Foul dan Step-back James Harden

Kali ini kita akan bahas gerakan berbahaya yang sering dilakukan James Harden. Tak hanya satu, James punya dua gerakan sekaligus yang sulit atau bahkan tidak bisa dihentikan. Gerakan tersebut adalah drive foul (penamaan ala mainbasket) dan step-back

Sebelum membahas step-back, gerakan yang lebih berbahaya dari James adalah drive foul. Ya, mainbasket memberi nama drive foul karena saat melakukan peneterasi ke area kunci (drive), James memiliki dua tujuan, mencetak poin atau mendapatkan foul. Gerakan ini sebenarnya memiliki andil lebih besar dalam permainan James dari sekadar step-back three point-nya.

Saat melakukan drive, James seringnya memegang bola dengan kedua tangannya di posisi yang sangat rendah sekali. Ditambah dengan kekuatan tubuhnya yang bagus saat kontak dengan lawan, James tak memberi banyak pilihan pada lawannya. Hanya layup atau foul.

Jika lawan berusaha agresif dan tidak menempatkan tangan mereka di atas, maka James akan menggerakan bola tadi ke arah tangan lawannya. Meski kadang tak sepenuhnya kena, wasit memiliki tendensi melihat tangan di bawah saat drive sebagai foul.

James sadar hal itu dan memanfaatkannya dengan baik. Plus kekuatan yang ia punya, bola tak melulu lepas saat ada kontak dengan lawan. Hasilnya, bisa jadi ia mendapatkan 3 point play.

Sebaliknya, saat lawan tidak agresif, maka James akan dengan leluasa menuju ring. Akan tetapi, jika ia ingin tetap mencari foul meski lawan tidak agresif, James biasanya akan melakukan kontak lebih keras atau frontal ke lawannya dengan harapan sang lawan bereaksi. Atau yang paling konyol tapi efektif adalah mengaitkan lengannya ke lawan.

Nah, terkait step-back James punya gerakan yang lebih mengerikan. Hal itu terjadi karena James memiliki kemampuan dribble yang baik. Jadi, saat ia melakukan satu lawan satu, sang lawan pasti memiliki pemikiran di kepalanya bahwa James akan menerobos entah dari kanan atau dari kiri. Dari sana, ia melakukan gerakan seolah akan menerobos tapi ternyata mundur dan melakukan step-back. Tidak, tidak traveling.

Beberapa tim berusaha mengantisipasi step-back dengan meghindari satu lawan satu secara berhadapan (face-ups) dengan menjaga dari samping. Namun, kekuatan tubuh James bisa membuatnya mendorong lawan menjauh dan memberi celah untuk melepaskan tembakan dengan step-back.

Gerakan-gerakan spesial di atas hanya bisa dikembangkan jika seorang pemain sudah menguasai semua ketangkasan dasar (fundamental). Tanpa fundamental yang baik, seorang pemain tidak akan pernah bisa sampai di titik sana. Nah, karena itu kalian harus kuatkan fundamental dulu nih. Selamat belajar ya dan Stay At Home!

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY