Tidak ada di benak Semuel Fredik Edison Thesia bahwa dirinya akan kembali ke Surabaya sebagai salah satu campers pada musim 2019. Ia datang bersama ratusan pemain dan pelatih terbaik seluruh Indonesia.

Ya, dia kembali. Semuel Thesia dulunya merupakan pemain DBL era 2010 dari seri Papua. Pada saat itu ia sukses membawa SMAN 2 Jayapura menjadi juara. Samuel datang ke Kota Pahlawan sebagai salah satu pemain first team.

Sembilan tahun berselang ia akhirnya ke Surabaya lagi. Samuel datang sebagai salah satu pelatih terbaik dari seluruh Indonesia yang melakukan pendidikan singkat basket bersama para pelaitih World Basketball Academy Australia.

"2010 lalu adalah tahun yang tidak akan saya lupakan. Baru pertama kali main, saya dikasih kesempatan Tuhan menjadi juara, dan ke Surabaya. Tahun 2019 saya kembali sebagai seorang pelatih. Saya sangat bangga sekali," ujar Semuel.

Samuel mulai menekuni dunia kepelatihan sejak 2016 lalu. Saat itu, ia diberikan kesempatan oleh pamannya untuk menjadi pelatih tim Papua usia 18 tahun.

Memang, pada saat itu ia merasa belum siap. Namun dengan bekal pengalaman selama bermain basket membuatnya tak kesulitan untuk menyampaikan materi ke anak didiknya.

Pada 2016 pula ia bergabung ke tim SMAN 3 Jayapura. Di sana ia banyak belajar tentang dunia kepelatihan. Semuel juga selalu terbuka akan masukan atau ilmu yang ia peroleh dari rekan sesama pelatih.

"Kadang rasa suasananya seperti terbolak-balik. Apalagi, saya juga masih aktif bermain basket. Tapi hal ini tak jadi penghalang. Justru menjadi tantangan yang menyenangkan bagi saya," ujar Semuel.

Semuel baru berlabuh di SMAN 4 Jayapura pada 2017. Di sana ia memberikan banyak materi basket juga tentang kedisiplinan dalam basket. Tujuannya satu, agar basket Papua lebih dikenal.

Semuel menorehkan prestasi yang bagus pada musim 2019. Ia berhasil membawa SMAN 4 Jayapura ke babak semifinal. Sedangkan di sektor putri, anak asuhnya bisa melangkah hingga babak delapan besarr.

Baginya, momen berharga yang ia peroleh bukan dengan menjadi juara sebuah turnamen. Namun, melihat anak asuhnya berkembang dan bisa melebihi kemampuannya, adalah momen yang tak ternilai harganya.

Oleh karenanya, momentum terpilih menjadi first team pelatih di musim 2019 seolah melengkapi impiannya.

“Saya baru berhasil jika pemain binaan saya bisa memaksimalkan potensi yang ada. Juara tentu ada waktunya sendiri-sendiri. Yang terpenting adalah perkembangan potensi pemain yang harus dibina dan dibangun,” tutupnya.(*)

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game