LOS ANGELES - Serangkaian latihan yang dijalani skuad Honda DBL Indonesia All-Star 2019 di Los Angeles (LA) Amerika Serikat membuahkan hasil positif. Setidaknya itu terlihat dari hasil kerja keras mereka saat mengikuti kompetisi antar akademi di LA, Sabtu siang (22/2) waktu setempat.
Turnamen yang diikuti anak-anak All-Star itu bernama 5th Annual DTermine Your Destiny (National Event). Event ini berlangsung di Ladera Sports Center, California, 22-23 Februari 2020. Turnamen ini diikuti sejumlah tim akademi basket dari berbagai kelompok usia.
Skuad All-Star masuk kategori showcase division. Mereka berhadapan dengan tim basket setingkat SMA. Sekedar diketahui, turnamen ini mengadopsi sistem dua kuarter dengan total waktu 16 menit waktu kotor.
Di hari pertama turnamen, skuad All-Star langsung menghadapi dua pertandingan. Dua-duanya dimenangkan oleh skuad All-Star, baik tim putra maupun tim putri.
Di pertandingan pertama --yang digelar pukul 8.55 PST (pasific standart time)-- tim putra Honda DBL Indonesia All-Star 2019 menghadapi Team Nigel. Di laga ini, tim All-Star menang 34-31. Fernando Manangsang menjadi top scorer untuk All-Star di laga perdana ini. Dia menyumbangkan 13 poin.
Di laga berikutnya, tim putra All-Star ditantang SoCal Buzz. Laga ini digelar pukul 12.35 PST. SoCal Buzz termasuk akademi basket profesional di California. SoCal Buzz berasal dari sebuah tim yang sempat berlaga di kompetisi ABA (American Basketball Association).
Tim putra sempat dibuat kesulitan oleh SoCal Buzz yang menurunkan tim U-17 George. Sejak menit awal, SoCal Buzz terus menekan tim All-Star. Beruntung, tim All-Star punya pemain-pemain berpostur tinggi yang bisa diandalkan untuk melakukan rebounds. Misalnya, William Hardi Dinata (194 cm) dan Julian Alexandre Chalias (191,5 cm).
Sempat ketinggalan di awal kuarter pertama, tim All-Star tak patah semangat. Mereka terus berupaya mengejar ketertinggalan hingga akhirnya berhasil unggul di akhir kuarter pertama. Kuarter pertama berakhir dengan skor 27-22 untuk keunggulan tim All-Star.
Memasuki kuarter kedua, SoCal Buzz terus mengejar ketertinggalannya. Permainan pun mulai memanas. Apalagi dari pihak lawan, ada seorang pemain yang sangat ekspresif. Dia seperti berupaya memancing emosi lawan.
Akibatnya, banyak fouls terjadi di kuarter dua. SoCal Buzz pun berhasil menyalip perolehan skor hingga laga akan berakhir.
Menjelang akhir laga, pemain All-Star sebenarnya berupaya mengejar ketertinggalan poin. Marcellino Bonfilio beberapa kali mengobrak-abrik pertahanan SoCal Buzz. Bergantian Bonfil, Mario Davidson, Fernando Manangsang, dan Julian Alexandre Chalias mencetak angka untuk mengejar perolehan poin.
Sayangnya, SoCal Buzz juga berhasil memanfaatkan sejumlah celah yang untuk terus menambah perolehan angka. Kejar-kejaran angka pun terus terjadi.
Beberapa pemain All-Star sempat mencoba mengejar ketertinggalan lewat tembakan tiga angka. Tapi percobaan yang dilakukan oleh Mario Davidson, Bonfil, dan beberapa pemain belum berhasil.
Kerja keras All-Star akhirnya membuahkan hasil ketika laga kurang beberapa detik. Saat itu skor 49-48 untuk keunggulan SoCal Buzz. Mario Davidson menjadi pahlawan di laga ini. Dia berhasil memanfaatkan peluang terakhirnya.
Tembakan dua poinnya mengubah kedudukan menjadi 50-49. Tim All-Star pun memenangkan pertandingan dan menyandang status juara pool B.
Kemenangan yang sama juga didapat tim putri All-Star. Tim putri All-Star menempati pool A. Mereka harus menghadapi West Coast Premier dan Team Nikos.
West Coast Premier berhadapan dengan tim All-Star putri pada pukul 8 PST. Di laga ini, tim asuhan coach Rustawijaya dan Athini Mardlatika El Hassan berhasil menang mudah dengan skor 30-22.
Jesslyn Angelique dan Amelia Ryan Ayu Ardhany menjadi pencetak skor terbanyak di laga ini. Mereka sama-sama mencatatkan 7 poin.
Nah, di laga kedua, tim putri All-Star menantang Team Nikos. Di laga yang berlangsung pukul 11.40 ini anak-anak All-Star lebih percaya diri. Mereka bermain lepas. Defense yang mereka terapkan juga rapi. Ini menyulitkan lawan untuk menembus area pertahanan All-Star.
Mereka juga rapi dalam menyusun serangan. Beberapa turnover bisa dimanfaatkan dengan baik oleh tim putri All-Star. Sejak tip off, tim putri sudah menguasai pertahanan dan terus unggul hingga laga berakhir dengan skor 47-21. Di laga ini Evelyn Fiyo berhasil menjadi top score dengan raihan 13 poin.
"Senang sekali bisa menang di dua pertandingan dan lolos ke semifinal. Apalagi ini kan lawannya tidak kita ketahui kekuatannya sebelumnya, mereka juga anak-anak Amerika Serikat yang memang negaranya basket," ujar Fiyo, sapaan akrab Evelyn Fiyo.
Dia mengaku belajar banyak dari dua laga internasional yang sudah dilakoninya ini. "Aku belajar harus lebih enjoy the game, tidak boleh takut salah," ujarnya.
Kata Fiyo, cara main anak-anak di Amerika Serikat berbeda dengan di Indonesia. "Kalau menutu aku, anak-anak di Indonesia mainnya lebih ke pattern," ungkap student athlete kelahiran 29 Desember 2003 ini.
Siswi Nation Star Academy ini mengaku optimis tim putri All-Star bisa menembus final. "Dengan kekuatan hari ini aku yakin. Mungkin yang mungkin harus lebih kami ditingkatkan adalah mental bermain aja," pungkasnya.
Sementara itu salah satu pelatih tim putri All-Star, Athini Mardlatika El Hassan mengatakan, di game pertama anak asuhnya kurang enjoy. Sebab pertandingan digelar pagi, sehingga mereka kurang pemanasan. "Jadinya anak-anak telat panas," ujar perempuan yang akrab disapa coach Tika itu.
Melihat kekurangan itu, coach Tika mengantisipasinya. Dia memberikan latihan-latihan pemanasan ringan untuk anak asuhnya. "Akhirnya di game kedua kan anak-anak lebih enjoy, akhirnya bisa memetik kemenangan dengan pasti," terangnya.
Terpisah, salah satu pelatih tim putra All-Star Cahyandri menyebut anak asuhnya sebenarnya sudah cukup baik. Tapi, memang ada beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan lagi. "Defense belum rapi, juga transisi kadang kurang bisa dimanfaatkan dengan baik," ujarnya.(*)