SURABAYA - Laga penuh gengsi kembali tersaji di hari kesepuluh Junior DBL East JAva Series 2020. SMP Santa Maria Surabaya dan SMP Muhammadiyah 5 Surabaya yang sama-sama mengalami kekalahan di pertandingan pertama butuh kemenangan untuk mengobati lara pada laga sebelumnya. Sanmar harus menunggu hingga dua kali overtime untuk bisa memastikan kemenangan mereka dengan skor 36-34.
Sepanjang pertandingan, kedua tim nampak bermain sangat ngotot. Spemma (julukan tim basket SMP Muhammadiyah 5 Surabaya) unggul terlebih dahulu di kuarter pertama. Kondisi pun berubah menginjak kuarter dua. Sanmar berbalik unggul dan menguasai jalannya laga.
Drama pun tersaji di satu menit akhir pertandingan. Keunggulan Sanmar yang didepan mata harus sirna saat pertandingan menyisakan 35 detik. Pemain Sanmar melakukan foul yang berbuah free throw bagi Spemma. Rayhan Fahrezi yang bertindak sebagai algojo mampu menceploskan bola dan berbuah satu poin dan membuat skor imbang 25 sama. Tambahan poin dari Rayhan memaksa pertarungan kedua tim ini berlanjut hingga babak overtime.
Sanmar mampu unggul terlebih dahulu lewat tambahan poin dari Jason Ajisatrya dan Andreas Justin. Lagi-lagi Spemma berhasil menyamakan kedudukan lewat layup manis dari Revaldo Dwiki di beberapa detik menjelang laga berakhir sehingga membuat skor sama kuat 29-29. Berkat semangat yang gigih dari pemain Spemma, laga pun berlanjut ke babak overtime yang kedua.
Di babak overtime yang kedua, Sanmar kembali unggul terlebih dahulu. Poin demi poin yang dihasilkan oleh Jason Ajisatrya, membuat Sanmar tak terbendung. Sebenarnya Spemma masih memberikan tekanan. Terbukti Rayhan Fahrezi bisa mencetak 4 poin. Hingga akhir laga, Spemma masih bisa menjaga keunggulannya dengan skor 36-34.
Pada laga ini, guard Sanmar, Jason Ajisatrya, berhasil jadi pembeda. Pemain nomor punggung 8 itu berhasil menyumbang 12 angka bagi timnya.
Keberhasilan Sanmar dalam comeback di laga ini adalah berkat motivasi sang pelatih, Dhimaz Anis. Ia menyuruh para pemainnya agar punya effort yang lebih besar dari pemain Spemma. Sebab itulah satu-satunya cara agar bisa meraih kemenangan.
"Kuarter awal anak-anak mainnya buruk. Meski hanya telat panas, tapi berdampak pada situasi pertandingan. Saat setiap jeda kuarter, saya hanya berikan motivasi pada anak-anak agar punya effort yang lebih dari pemain lawan," ujar coach Dhimaz.