Semangat Richie! Gapailah Cita-citamu

| Penulis : 

Ditulis oleh Tony Martono, Papa dari Richie Bertrand Linardi dari SMP IPH West Surabaya

Saya berharap-harap cemas saat pertandingan hari ketiga Junior DBL East Java Series 2020 mendekati laga terakhir. Anak saya, Richie Bertrand Linardi, akan berlaga bersama sekolahnya, SMP IPH West Surabaya. Sekolahnya bertanding di partai terakhir melawan SMPN 17 Surabaya. Saya tak berharap banyak. Satu-satunya harapan adalah Richie menampilkan permainan terbaiknya. Perkenalkan, saya adalah Tony Martono, Papa dari Richie Bertrand Linardi.

Tribun berkali-kali bergemuruh melihat Richie mencetak angka. Dalam hati saya berbangga.  Batin saya berkata, anak saya sudah mulai beranjak besar dan bakatnya kian terasah. Sebagai orang tua, senyum saya tak pernah redup sepanjang laga.

***

Saya mengetahu bahwa si buah hati telah jatuh cinta dengan basket sejak ia kecil. Saat itu, di sebuah liburan keluarga, ia selalu tertarik dengan segala hal yang berhubungan dengan basket. Seperti saat di taman bermain misalnya. Ia lebih memilih bermain gim shooting daripada permainan lainnya.

Saat bermain game, Richie pun tak pernah ciut nyalinya bersaing dengan kompetitor yang usianya jauh di atasnya. Bahkan, ia pun bisa mengimbangi perolehan poin lawannya. Sementara Richie, saat itu baru menginjak kelas 4 SD. 

Ketertarikan Richie dan basket tak hanya berhenti disitu. Ia selalu rajin menonton pertandingan NBA dan YouTube terkait bintang-bintang basket dunia. Richie adalah anak yang mandiri. Seusai menonton, ia selalu mempraktekanya saat berlatih. Baik dengan pelatih, ataupun dengan diri sendiri.

Sejak saat itu, saya melihat bahwa ada bakat dan mimpi di mata Richie. Sebagai orang tua, saya pun berupaya mendukung dan memberikan yang terbaik untuk anak saya.

Perjalanan Richie mengeluti basket penuh onak dan duri. Di pertandingan pertamanya, ia harus menghadapi sebuah kekalahan. Saat itu, Richie masih kelas 4 SD. Saat sekolahnya mengikuti ekshibisi di DBL Indonesia, sekolahnya dipaksa tak berkutik dan pulang dengan tanpa skor satupun.

Namun, untuk membesarkan hatinya, saya kemudian memberi kesempatan Richie untuk berpartisipasi menjadi peserta di DBL Academy, yang saat itu baru menjalani tahun pertama. Richie pun terus berproses bersama DBL Academy sejak hari itu, hingga sekarang. Sebelum akhirnya di tahun lalu, ia bergabung dengan CLS Knight Surabaya.

Saya sempat bertanya, apakah Richie benar-benar bermimpi sebagai seorang pemain basket? Ia pun dengan tegas menjawab “I want to be NBA Player,” ujar Richie kepada saya. Keseriusan itu kian meyakinkan saya bahwa Richie betul-betul bertekad bulat menjadi pemain basket.

Tugas saya hanya mendukung sejauh mimpi itu positif. Karena, saya dulu juga sempat menjadi pemain basket. Namun, nasib saya di basket kurang mujur. Barangkali, Richie memiliki takdir lain. Suatu saat, mungkin ia bisa mewujudkan mimpinya menjadi seorang pebasket profesional.

Nak, jika kelak kamu akan membaca tulisan ini. Kamu harus tahu, bahwa Daddy akan selalu mendukung apapun cita-citamu. Namun, yang perlu kamu ingat, jadilah yang terbaik dan percayalah terhadap mimpi yang kamu imani. Selamat berjuang, Richie. Daddy bangga kepadamu, Nak!

Ingin menulis di DBL.id? Kamu bisa baca caranya di sini Kirim Tulisan, Dibaca Ribuan Orang, Dapat Hadiah Lagi

Populer

Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Bulungan Siap Mati-matian Hadapi Misi Revans Jubilee di Final DBL Jakarta!
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Shuttle Run: Pengertian, Manfaat dan Cara Melakukannya