Dian Samuel, Si Gori yang Kini Jadi Dokter Gigi

| Penulis : 

Sejak 2004, ratusan ribu siswa-siswi berkompetisi di liga basket terbesar di Indonesia, DBL. Di antara ratusan ribu siswa itu ada cerita dan kisah dari Dian Samuel.

Alumni DBL era 2007-2008 ini baru saja menyelesaikan studinya di Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

Di era 2007-2008, nama Dian Samuel cukup dikenal. Tapi dia lebih dikenal dengan nama Gori. Panggilan itu ternyata merujuk ke karakter Gori yang ada di anime Slam Dunk.

Dua tahun berturut-turut Gori membawa SMA Petra 4 Sidoarjo menjuarai kompetisi DBL. Tepatnya musim 2007 dan 2008.

Pada 2008 Gori juga terpilih menjadi angkatan pertama DBL Indonesia All-Star. Saat itu, Gori dan tim DBL Indonesia All-Star diberangkatkan ke Australia untuk belajar lebih dalam tentang basket. (Baca juga: 24 Pemain dan 4 Pelatih dari Sepuluh Provinsi)

Gori sendiri mulai bermain basket sejak SD. Saat itu, ia dan teman-temannya kerap bermain basket di lapangan sekolahnya.

“Di sekolah memang olahraganya basket bukan sepak bola seperti sekolah lain,” ujarnya.

Karena tertarik, ia pun melanjutkan langkahnya ke klub. Tepatnya saat kelas 2 SMP. Saat itu pula ia juga berpartisipasi di gelaran Junior DBL, yang pertama kali digelar pada 2005.

Hebatnya, di tahun pertamanya itu Gori berhasil membawa SMP Petra 4 Sidoarjo berhasil menjadi juara.

Ada pelajaran yang didapat Gori dari basket untuk kehidupannya. Yakni tentang kerja keras dan tanggungjawab. “Basket sedikit banyak mengubah hidupku,” ujar Gori.

Menurutnya kerja keras dan tanggung jawab yang tertanam saat menjadi student athlete menjadi kunci. Hal ini juga yang ia rasakan ketika menempuh pendidikan di kedokteran gigi.

Sebagai contoh, ketika semua sedang asik tidur dan bersantai, Gori sudah terbiasa belajar lebih keras untuk menekuni pendidikannya. Apalagi, ia juga sempat molor beberapa tahun dalam menyelesaikan kuliahnya.

“Itu memang kesalahanku. Aku juga sempat putus asa. Tapi aku harus tanggung jawab. Apalagi orang tua juga sangat mendukung dan memberikan kesempatan,” ujarnya.

Apa yang terjadi pada studinya itu ia analogikan pada sebuah pertandingan basket. Ketika seorang pemain sedang defense dan kurang disiplin, maka ia harus tanggung jawab menjaga lawan agar tidak kecolongan. Atau cepat mengambil keputusan agar tak berujung pada turnover. Pemain basket harus bertanggung jawab menghadang pergerakan bola lawan.

Ketika ditanya adakah hasrat kembali ke dunia basket, Gori mengiyakan. Ia ingin menjadi pelatih untuk menularkan basket sebagai olahraga dan gaya hidup. “Agar anak-anak bisa berkembang lebih jauh di masa depan,” pungkasnya.(*)

 

Ketemu Mantan merupakan rubrik baru di DBL.id. Rubrik ini mengulas kisah mantan pemain-pemain DBL yang kini menekuni beragam profesi.

Populer

Big Match Playoffs DBL Malang: Smarihasta Kembali Bersua Bhawikarsu!
Setelah Absen Lima Pertandingan, Amigosmansa Kembali Ramaikan Tribun DBL Arena!
Perjalanan Basket Mayviana dan Harapan Penghujung Musim Bersama Skuad Gloria 1
Jadwal dan Link Live Streaming DBL Malang Hari Ini 20 September 2024
Kawal Beda Sekolah, Loren dan Yohanes Justru Kompak di Luar Lapangan! Ada Apa?