Sudah lama kopi menjadi salah satu minuman yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sejumlah orang. Dan, beberapa tahun belakangan makin banyak orang yang menjadi penikmat kopi. Jika dulunya di Indonesia kopi identik dengan minuman orang tua, kini justru sebaliknya. Kopi jadi gaya hidup anak muda. Termasuk juga kalian yang berstatus student athlete.

Banyak yang bertanya, sebenarnya kopi baik gak sih untuk untuk olahragawan? Benarkah ada pengaruh antara kopi dengan performa seorang atlet?

Nah sebelum memjawab itu, tentu kita harus sepakat dulu nih soal kopi. Sebab, sebenarnya secara regulasi di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), tak semua minuman kopi yang beredar di pasaran itu bisa disebut kopi.

Dalam Peraturan Kepala BPOM No 21 / 2016 tentang Kategori Pangan, telah diatur definisi dan dan karakteristik dasar pangan olahan kopi serbuk. Antara lain kopi bubuk, kopi instan, kopi dekafein, kopi instan dekafein, minuman serbuk kopi gula susu, minuman serbuk kopi gula krimer, dan minuman serbuk kopi gula.

Kopi bubuk merupakan biji kopi yang disangrai kemudian digiling dengan kandungan kafein anhidrat tidak lebih dari 2 persen. Kalau kopi dekafein atau kopi instan dekafein merupakan kopi yang sebagian besar kafeinnya telah dihilangkan.

Sedangkan kopi instan merupakan produk kering mudah larut dalam air, kandungan kafein tidak kurang dari 2 persen dan tidak lebih dari 8 persen. Kopi instan keseluruhnya dihasilkan dengan cara mengekstrak dengan air dari biji kopi yang telah disangrai.

Nah, terakhir yang penting ialah definisi minuman serbuk kopi gula atau kopi gula susu atau kopi gula krimer. Kopi ini berbentuk bubuk, terdiri dari campuran kopi bubuk dan atau kopi instan, gula serta susu atau krimer, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain.

Minuman jenis ini biasanya kandungan kopinya hanya sekian persen. Rata-rata tak lebih dari 10 persen. Rasa dan aroma kopi digantikan dengan perisa identik. Kandungan-kandungan lain juga ikut diselipkan. Misalnya garam, pengental nabati, susu skim, perisa moka, perisa cokelat dan lainnya. Kalau tidak percaya cek sendiri komposisi di belakang kemasannya. Di sinilah mungkin bahayanya. Apalagi seringkali produsen seringkali tidak menuliskan jumlah bahan-bahan tambahan tersebut.

Nah, beberapa studi menyebutkan bahwa kopi (benar-benar kopi) memang punya peran terhadap meningkatnya performa seorang atlet. Kandungan kafein pada kopi lah yang jadi penyebabnya. Namun bagi atlet, mengkonsumsi kopi harus punya takaran dan waktu yang sesuai.

Nutrition Development Specialist DBL Academy Didit Pamungkas mengatakan, kandungan kafein pada kopi bisa untuk meningkatkan performa seorang atlet.

"Pada dasarnya kafein yang didalam tubuh mempunyai fungsi untuk membalikkan kerja adenosine sehingga tubuh tak merasa mengantuk, muncul perasaan segar mata terbuka lebar, tekanan darah naik, jantung berdetak lebih kencang, dan otot-oto berkontraksi serta hati akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra. Maka itulah sebabnya banyak jenis minuman pembangkit stamina umumnya mengandung kafein sebagai bahan utamanya," jelasnya. 


Meningkatakan Daya Tahan Tubuh

Kafein punya salah satu manfaat untuk bisa meningkatkan daya tahan tubuh selama pertandingan ataupun latihan. Secara umum otot menggunakan dua substrat untuk menghasilkan energi. Yaitu glukosa dan asam lemak bebas/free fatty acids (FFA).

Selama pertandingan maupun latihan, kinerja seorang atlet dibatasi oleh ketersediaan glukosa yang tersimpan. Di sini kafein punya peran untuk bisa merangsang FFA dalam darah, sehingga otot bisa menggunakannya sebagai sumber energi.

Menurut Didit Pamungkas, pemberian dosis tertentu minuman kopi sekitar 2 gram / 150 ml pada atlet menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kekuatan otot dan daya tahan otot. Hal ni yang membuat mereka bisa menunda kelelalahan. 

 

Tingkatkan Konsentrasi

Bukan hal baru ketika kopi punya peran dalam meningkatkan konsentrasi para atlet yang sedang bertanding. Kafein akan mengatur neurotransmitter tubuh dan membantu untuk memunculkan potensi kognitif dan afektif.

Potensi kognitif yang diberikan adalah dengan menajamkan logika, daya ingat, konsentrasi, dan pengambilan keputusan. Sedangkan afektif lebih ke soal emosi seorang atlet. Jadi kafein ini bisa memicu ketenangan hingga memompa rasa percaya diri.

 

Mengurangi Nyeri Otot

Kandungan kafein yang dominan dalam kopi ternyata dapat mempengaruhi bagian otak yang mengatur rasa nyeri. Jadi kafein mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan saat berolahraga. Dan diketahui bahwa fakta dalam dunia medis menyebutkan kafein dapat mengurangi keluhan nyeri otot hingga 50 persen.

Meskipun banyak mengandung nilai positif, tapi kalian juga harus memperhitungkan konsumsi kafein. Konsumsi kopi yang dianjurkan agar bisa mengeluarkan beberapa efek positif adalah 210-280 mg kafein. Atau setara dengan dua cangkir kopi. Jika melebihi batas itu, maka kalian tak akan mendapat manfaat tambahan.

Yang juga harus diperhatikan, peningkatan kinerja hasil dari konsumsi kopi mungkin tergantung pada beragam respon setiap individu terhadap kafein.

Atlet yang mempunyai cukup responsif secara positif dapat mempertimbangkan untuk menggunakan kopi baik sebelum latihan maupun sebelum kompetisi untuk meningkatkan kinerja individu tersebut.

Selain itu konsumsi dalam jumlah besar harus dalam pengukuran dosis yang tepat. Sebab perbedaan dalam jenis kopi dan metode pembuatannya dapat mengubah kafein.(*)

Populer

Hasil DBL Malang: Kosayu Berjumpa Smasa Blitar di Big Eight!
Jadwal dan Link Live Streaming DBL Malang Hari Ini 21 September 2024
Hasil DBL Jember: Opening Party Tuntas, Dua Tim Tuan Rumah Menang Perdana!
Hasil 3X3 Competition 2024 East Java-East Hari Ini 20 September 2024
Kesatria Smanda Jadi Juara DBL Mataram dan Rusak Skenario Kawin Gelar Smala