SURABAYA - Tak salah bila menyebut kota Blitar sebagai ladang dari pemain basket hebat. Bukan hanya Andreas Marcelliono Bonfilio saja. Salah satu pemain asli Blitar lainnya juga berprestasi. Misalnya, Erlita Christiana. Kegigihannya demi memperdalam ilmu bermain basket ia buktikan. Erlita berangkat ke kota Surabaya bergabung dengan SMA Gloria 1 Surabaya, demi memahami cara bermain basket yang baik.

Diaa merupakan rookie. Namun, di usianya yang masih belia justru Erlita menggemparkan kancah Honda DBL East Java Series lalu. Ia berhasil mengantarkan Gloria 1 jadi kampiun seri Jatim. Pemain berusia 15 tahun itu bermain impresif. Total 53 angka dikemasnya bersama Gloria 1.

Satu keahlian yang menjadikan dia tak terbendung adalah Erlita bisa membaca permainan. Terbukti 34 assist dibukukan garda andalan Gloria 1 itu. Meski tak berpostur tinggi Erlita juga berani berduel udara. Torehan 30 rebound dan 4 block jadi bukti betapa tangguhnya student athlete dengan tinggi 160 senti meter itu.

Erlita sukses menjadi champion bersama Gloria 1. Mematahkan kutukan runner up yang membayangi Gloria 1 beberapa musim terakhir. Kembaran dari Erlina Christiana ini tak menyangka namanya tergabung untuk mengikuti Honda DBL Camp 2019, terlebih ia resmi terpilih menjadi salah satu skuad Honda DBL Indonesia All-Star.

Sebelumnya, Erlita juga mengangkat trophy di musim ini. Tergabung dalam skuad SMPN 1 Blitar di Bulan Februari 2019, ia berhasil membuat almamaternya juara. hal ini seolah memperkuat bahwa tahun 2019 ini adalah tahunnya Erlita. Juara SMP, Juara SMA, dan Berangkat ke Ameriak!

“Bener deh nggak nyangka banget. Soalnya kan baru pertama kali ikut camp. Terus masih kelas X juga. Apalagi saingannya berat-berat dan lebih berpengalaman,” celotehnyi. Erlita menyampaikan, ia merasakan tantangan cukup berat di tahun pertama keikutsertaannya di DBL Camp.

“Nggak ada kepikiran sampai bisa masuk All-Star. Aku harus melakukan komunikasi yang sering demi membangun chemistry yang baik saat bermain. Belum lagi aku harus menyesuaikan rules dari para coach. Namun dengan berkenalan dan sharing dengan campers lain, aku bisa mengatasi tantangan tersebut,” cuapnya.

Ia memang rookie di SMA Gloria 1. Tapi, Erlita yang sudah bermain basket sejak duduk di bangku kelas 1 SD ini memiliki jam terbang yang luar biasa. Namanya turut serta seleksi tim nasional KU-16 di Jakarta. Meski begitu ia tak ingin melupakan sisi akademiknya.

“Waktu kepilih All-Star itu aku mikir-mikir, sebentar lagi UAS, aku pengin ngejar materi pelajaran yang banyak tertinggal. Tapi di satu sisi aku nggak mau ngecewain orang tuaku yang udah support aku. Semua ini untuk mereka,” jelasnyi.

Baginya, keberhasilan ia menembus All-Star merupakan satu langkah demi memperdalam ilmu bermain basket yang efektif dan efisien. “Ini berkat dukungan orang tua, terutama papah. Ia merupakan role modelku yang terus memberikan dorongan untuk menekuni basket. Di Amerika nanti aku bakal lebih giat memperdalam cara pebasket kecil saat menghadapi lawan yang lebih besar,” kata Erlita. (*)

Sepak terjang Erlita Christiana di Honda DBL 2019 bisa kamu baca di sini: Gesit dan Mendominasi Jadi Ciri Khas Erlita Christiana di Honda DBL 2019

Biar gak kudet, kuy baca Mainmain.id!

 

Populer

Mimpi Turun-temurun, Sachi dan Sang Ayah Solid Ingin Rasakan Indonesia Arena
Trilogi Final DBL Jakarta: Bulungan Makin Komplet dengan Kombinasi Pemain!
Mengenal Pola Pertahanan dalam Permainan Basket dan Teknik Melakukannya
Berikut Ukuran dan Tinggi Ring Basket yang Sesuai Aturan FIBA
Drama Overtime Antarkan SMAN 1 Pacet Mojokerto ke Playoffs