Pontianak—Di sepanjang musim, tim putri St. Petrus tak henti-hentinya menjadi teror. Satu persatu lawan mereka gilas dengan skor telak. Hingga puncaknya, di malam final kemarin, SMAN 2 Pontianak menjadi tim terakhir yang korban dari keganas St. Petrus. Mereka, kembali menjadi juara. Delapan kali berturut-turut. Sebuah torehan yang mungkin tak pernah tim lain punya.
Namun, dibalik kegemilangan kiprah SMA Santu Petrus Pontianak, di tim putri sendiri ada satu pemain yang memiliki jasa besar. Ia adalah sang kapten yang bernama Felisia. Tak hanya berhasil membawa timnya menjadi juara, Felisia juga berhasil menyabet gelar Most Valuable Player (MVP) untuk Honda DBL seri Pontianak 2019. Di tahun terakhirnya membela sekolah kesayanganya itu, Felisia berhasil mencatatkan prestasi cemerlang, yang akan memacak namanya di sejarah panjang Honda DBL West Kalimantan Series 2019.
Kapten bernomor punggung 12 itu pertama kali mengenal basket saat ia menginjak kelas satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu, Felisia terinspirasi dari sang kakak, yang terlebih dulu tampil di Honda DBL. Bagi dia, basket adalah olahraga yang keren. Di momen Felisia duduk di tribun itu, ia berjanji pada dirinya sendiri, bahwa kelak ia juga akan tampil di kompetisi basket pelajar terbesar se-Indonesia itu. Suatu hari nanti.
Hari itu datang tiga tahun lalu. Saat pertama kali masuk di St. Petrus, ia dipilih memperkuat tim sekolahnya. Saban tahun, ia tak pernah absen turut mengangkat piala. Hingga di tahun terakhirnya, ia dipilih menjadi seorang MVP, sebuah anugerah yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
Kemonceran Felisia tak terlepas dari dukungan penuh keluarganya dan orang-orang disekelilingnya. Mulai dari Papa, Mama, kakak, hingga kawan-kawan baik Felisia turut mendoakanya tiap dia berlaga. “Itu adalah salah satu alasan saya pantang menyerah. Harapan itu menjadi semangat bagi saya,” tukas Felisia.
Tahun depan, Felisia sudah harus meninggalkan St. Petrus. Ia, akan melanjutkan perjalanan akademiknya ke perguruan tinggi. Bagi dia, basket adalah hobi paling menyenangkan yang Felisia punya. Jika ada kesempatan, dia bercita-cita menjadi seorang pemain profesional.
“Menurut saya, di dalam pertandingan basket, menjadi MVP ini adalah sebuah bonus. Yang penting, kita selalu berupaya bermain total di setiap pertandingan. Usaha yang bagus juga akan mendatangkan hasil yang baik,”tutup Felisia.
Nah, kalau Felisia dengan segala kegigihannya saja bisa. Kalian sebenarnya juga punya kesempatan yang sama. Jangan patah semangat. Ayo, tahun depan adalah milik kalian!