BANDUNG – Selama Honda DBL West Java Series 2019, SMAN 2 Bandung tak henti-hentinya menyuguhkan permainan menarik. Tak hanya itu, beberapa kejutan berhasil mereka hadirkan untuk menghibur para penonton.
Salah satunya adalah dengan mengandaskan langkah sang jawara bertahan, SMA BPK Penabur Cirebon pada fase fantastic four dengan skor mencengangkan, 99-95.
Keberhasilan SMAN 2 Bandung dalam melaju ke babak final tak bisa dilepaskan dari peran sentral dari sang kapten, Satrio Jamhur. Ia bukanlah top scorer bagi timnya. Namun kepiawaiannya dalam menjaga tiap lini timnya mampu mengantarkannya menjadi Most Valuable Player (MVP) Honda DBL West Java Series 2019.
Selama tujuh pertandingan, Satrio berhasil mengemas total 54 points, 15 rebounds, 12 assists, 3 blocks, dan 16 steals. Hal itu seakan menjadi bukti bahwa ia juga punya peran penting bagi pertahanan timnya.
Bicara soal basket, Satrio mulai aktif bermain saat memasuki kelas V. Saat itu ia diajak sang rekan untuk sekedar bermain. Satrio pun langsung jatuh hati pada momen pertamanya bermain basket.
“Dalam basket yang paling aku suka adalah teamwork. Jadi permainan ini tak bisa jika hanya satu orang saja yang dominan. Tapi semua harus berjuang bersama biar bisa menghasilkan permainan yang solid,” ujar pemain nomor punggung sembilan itu.
Efek dari basket ini langsung ia rasakan sendiri dalam jangka waktu yang cukup singkat. Keberhasilannya masuk ke SMP dan SMA favorit di Bandung adalah hasilnya. Satrio berhasil masuk ke sekolah favorit berkat jalur prestasi.
Ternyata tak hanya beruntung dalam segi akademik saja. Penampilannya yang keren membuatnya menjadi salah satu idola di SMAN 2 Bandung. Bahkan ia berhasil menaklukan hati salah satu anggota OSIS, dan menjadikannya pacar.
Bak gayung bersambut, sang pacar pun turut andil dalam kesuksesan Satrio pada Honda DBL seri Jawa Barat tahun ini. Sang pacar bahkan terus memberikan dukungan luar biasa selama jalannya kompetisi. Salah satunya dengan datang dan menunggu Satrio hingga selesai latihan.
Di balik penampilannya yang begitu impresif, ternyata Satrio punya kejadian yang tak terlupakan. Waktu berusia 14 tahun, ia tergabung dalam tim Kejurnas KU 14 Jawa Barat. Saat itu Satrio sukses mengantarkan timnya jadi juara. Hal itu yang jadi motivasi baginya untuk tampil lebih bagus lagi.
Musim ini adalah tahun terakhirnya Satrio mengikuti DBL. Oleh karena itu dia punya keinginan kuat untuk bisa masuk dan jadi bagian dari tim All-Star Honda DBL 2019. Menurutnya dengan bergabung ke tim All-Star, ia bisa membuktikan ke semua orang bahwa dukungan yang mereka berikan tak sia-sia.
“Ini tahun terakhir dan aku harus buktikan usaha kerasku selama ini. Selain itu aku juga sebenarnya ingin pergi ke Amerika buat ingin tahu bagaimana basket disana. Semua yang aku lakuin sekarang buat banggain semua orang terdekatku,” tutup siswa kelas XII itu.()
Tiap hari DBL.id akan menampilkan cerita first team dan second team DBL 2019. Kamu ada request? Boleh sampaikan lewat kolom komentar.
Sembari menunggu berita lainnya dari DBL.id, yuk cek update informasi terbaru di mainmain.id