BANDUNG - Nama Grady Cahyadi memang masih asing di telinga para kontestan Honda DBL West Java Series 2019. Pasalnya forward asal SMA 1 BPK Penabur Bandung itu baru menjalani tahun pertamanya di seri Bandung ini.
Meskipun menyandang predikat pemain debutan, tak membuat Grady tampil seadanya. Ia mampu menunujukan performa impresif selama gelaran Honda DBL seri Bandung ini. Bahkan ia jadi salah satu kunci keberhasilan timnya melangkah ke babak fantastic four.
Penampilan impresif dari Grady selama empat pertandingan, mampu menghasilkan total 75 points, 38 rebounds, 7 assists, 3 blocks, dan 5 steals. Tak cukup disitu, Grady juga mampu mencetak rasio field goals lebih dari 58 persen. Hal itulah yang membuat Grady berhasil menembus first team dari Honda DBL West Java Series 2019
Kemampuan yang ditunjukan Grady tak lahir begitu saja. Grady bahkan harus belajar basket selama empat tahun disalah satu klub lokal di Bandung. Terhitung sejak ia menginjak bangku SMP hingga sekarang.
"Aku sering latihan di klubku buat ningkatin teknik basket. Di situ aku mendapat materi khusus berupa skil individu dari Ko Andy, coach di sekolah. Dan waktu itu dia juga yang melatih saya agar jadi bigman," tukas Grady.
Grady ternyata juga punya segudang pengalaman dalam menghadapi berbagai kompetisi. Beberapa di antaranya adalah, Asian School Games, Porda 3x3 Jabar, Tunas Basketball Invitation hingga Perbasi Cup. Bahkan ia berhasil menjadi juara di beberapa turnamen yang ia ikuti.
Pada kesempatan pertamanya mengikuti Honda DBL Camp, Grady tengah mempersiapkan segalanya secara maksimal. Keinginannya untuk bisa jadi anggota All-Star dibuktikan dengan latihan kerasnya tiap hari selama berada di klub maupun berlatih individu.
"Honda DBL adalah event yang paling aku tunggu sejak masuk SMA. Ya karena dulu waktu SMP aku belum bisa ikut Junior DBL karena beberapa hal. Terus sekarang masuk first team, pastinya motivasi saya makin besar," lanjutnya.
Grady pun membuat jadwal latihannya tiap hari. Hal itu ia lakukan agar tetap bisa meningkatkan performanya di Honda DBL Camp 2019 mendatang.
Saat berlatih dengan rekan klubnya, Grady melatih beberapa fundamentalnya agar lebih kuat. Seperti handling, layup, shooting, dan deffend. Materi latihan itu langsung ia dapatkan dari sang pelatihnya, Ko Andy yang terjadwal empar kali seminggu dengan rata-rata 2 jam tiap latihannya.
Tak hanya berfokus dalam meningkatnya skilnya. Grady pun juga menjaga pola makan dan asupan gizi. Di bantu sang orang tua, Grady harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan ia konsumsi.
"Mama dan papa selalu memperhatiin makananku. Contohnya seperti waktu pagi hari, aku harus makan dada ayam agar lebih banyak mendapat protein. Untuk malamnya, aku selalu dibuatkan jus sayur atau buah buat dikonsumsi sebelum tidur," tukas Grady.
Grady merasa sangat berhutang budi atas jasa orang terdekatnya yang memberikan support selama ini. Grady punya dua mimpi besar yang akan ia wujudkan kedepannya. Pertama ingin jadi pemain profesional. Kedua ia ingin punya bisnis yang berhubungan dengan dunia basket.
"Target pertama ingin main di IBL setelah lulus nanti. Terus aku juga ingin buka bisnis sendiri, seperti spesialis makanan untuk para atlet basket. Tapi aku bakal kerja keras lagi biar bisa melebihi targetku itu," tutup pemain berusia 17 tahun.(*)
Tiap hari DBL.id akan menampilkan cerita first team dan second team DBL 2019. Kamu ada request? Boleh sampaikan lewat kolom komentar.
Sembari menunggu berita lainnya dari DBL.id, yuk cek update informasi terbaru di mainmain.id