JOGJAKARTA-Tim putri SMAN 3 Jogjakarta mampu mengisi satu pos di babak big four Honda DBL DI Jogjakarta Series 2019. Dibalik impresifnya tim putri Padmanaba itu ada sinar terang guard andalan mereka, Ainayya Nur Azzahra.
Cewek kelas XII itu tampil impresif. Pada laga hari ini ia berkontribusi untuk 98% points yang dicetak timnya. Zahra mampu menceploskan 30 points dari total 32 points yang didapat oleh timnya. Catatan itu semkain lengkap dengna jumlah rebounds yang berhasil dicatatkan olehnya yakni sebanyak 11 rebounds. Praktis predikat player of the game dan double-double melekat padanya.
Ditemui selepas pertandingan, Minggu (27/10), Zahra mengaku kegemilangannya bermain basket itu ditularkan oleh kedua kakak laki-lakinya. “Kedua kakakku pemain basket di sekolahnya. Mereka sama-sama sekolah di SMAN 4 Jogja dan sama-sama pernah ikut DBL, meskipun beda generasi,” ujarnya.
Sebenarnya, Zahra lebih dulu menekuni tari tradisional. Bahkan Ia serius menekuninya hingga ke sebuah sanggar tari. Melakoni cukup lama, membuat Zahra merasa bosan. Ketika itulah ia melihat basket menjadi lahan lain yang sepertinya patut untuk dicoba.
“Apalagi dulu klub dimana kakakku berlatih itu dekat dengan tempat aku latihan nari. Jadi setiap selesai latihan nari, aku lihat kakakku main basket dan aku tertarik,” kenang Zahra.
Hingga akhirnya ketertarikan itu berbuah menjadi keseriusan. “Kelas 5 aku mulai daftar ekstrakurikuler basket,” katanya. Ketika hal itu terjadi, kedua orang tuanya sempat agak bertanya-tanya mengenai keputusan Zahra. Soalnya, Zahra praktis tak lagi mengikuti sanggar tari.
“Tapi mereka akhirnya dukung. Apapun yang penting aku melakukannya dengan senang dan bukan dengan terpaksa,” kata Zahra.
Tak hanya di sekolah, keseriusan Zahra terhadap basket semakin getol ketika ia memutuskan untuk bergabung ke klub basket. “Aku dulu gabung ke klub Ayaba, Jogja. Itu klub yang sama dengan kedua kakakku. Sampai sekarang masih aktif meskipun udah gak seintens dulu waktu latihan,” ujar Zahra. Menurutnya, disitulah kemampuannya berkembang pesat. Metode latihan yang lebih intens menjadi alasannya.
Bagi Zahra, basket bukan sekadar permainan. Baginya, basket merupakan wahana untuk menempa diri dan mengembangkan karakter. Selain juga wahana untuk memperluas pertemanan.
“Dari situ kita bisa mengaplikasikan nilai-nilai seperti kekeluargaan, kerja sama, kerja keras, gak gampang nyerah dan disiplin,” tandasnya. Menurut Zahra pemain basket adalah pemain yang bisa mengembangkan nilai-nilai itu. Tak hanya di dalam lapangan tapi juga di luar lapangan.
Terkait dengan kans timnya di kompetisi tahun ini, cewek yang juga doyan baca novel Haruki Murakami, Ahmad Tohari hingga komik detektif macam Conan dan Kindaichi ini mengaku nothing to lose. Menurutnya, ia dan kawan-kawan sudah menunjukkan yang terbaik. “Yang kita butuhkan untuk terus melaju adalah lebih ngotot ketika bermain,” tutupnya.