JOGJAKARTA-Totalitas dan loyalitas tak hanya berlaku bagi para punggawa tim basket yang berlaga di Honda DBL DI Jogjakarta Series 2019 saja. Untuk hal tersebut, para pendukung tim-tim sekolah juga diuji. Salah satu supporter yang mampu menunjukkan hal itu adalah MAN 2 Jogjakarta.

Hal itu tampak dari jumlah supporter yang datang di setiap pertandingan. Koordinator supporter MAN 2 Lukman Mahidiez mengaku di setiap MAN 2 bermain paling tidak ada 300 siswa dan siswi madrasah itu yang turut hadir supporteran. Termasuk ketika timnya dikandaskan oleh SMA AL-Azhar 9 di babak Sweet Sixteen, Sabtu (27/10).

Kepada DBL.id, cowok kelas XI itu membeberkan kunci yang membuat siswa-siswi MAN 2 tak pernah absen. Lukman membeberkan kalau di sekolahnya terdapat komunitas supporter yang ada di setiap kelas.

“Tugasnya adalah untuk mengkoordinir bila kita mau berangkat supporteran,” kata Lukman. Selain itu, tim supporter juga rutin menyambangi setiap kelas jelang MAN 2 berlaga. “Yang saya rasa antar siswa dan siswi, baik itu satu kelas maupun beda, baik itu senior maupun junior, tetap sering main bareng sih,” ujarnya. Hal itu praktis membuat solidaritas antar siswa dan siswi MAN 2 semakin padu.

Meski begitu ia mengaku, teman-temannya yang hadir tidak datang dengan paksaan. “Tapi lebih ke kesadaran. Bagaimana ada teman yang berjuang untuk nama sekolah, ya patut didukung,” katanya.

Selain faktor internal yang memang cukup kuat, solidnya supporter MAN 2 juga tak bisa dilepaskan dari keikutsertaan tim basket mereka pasca hiatus beberapa saat.

“Terakhir kami ikut itu 2015. Maka antusiasme teman-teman kali ini juga tinggi,” katanya. Lukman juga menyebut DBL sebagai salah satu kompetisi bergengsi juga membuat teman-temannya semangat untuk mendukung anak didik Boby Alamsyah tersebut.

Pada pertandingan melawan SMA Al-Azhar 9 itu, anak-anak MAN 2 menyiapkan sesuatu yang spesial. Kali ini tak hanya menyanyikan yel, mereka datang membawa koreo tiga dimensi. Tak main-main, ukurannya cukup besar yakni 9,5x9,5 meter. Bentuknya adalah gambar singa dengan siluet pendukung MAN 2.

Dibawahnya tertera tulisan “nyothe koya nethe”, sebuah ungkapan yang disusun berdasarkan urutan aksara Jawa yang dibalik. “Artinya adalah kowe ora dhewe atau kamu tidak sendirian,” ujar Lukman.

Butuh waktu sekitar 1 hari 1 malam saja bagi anak-anak MAN 2 untuk menyiapkan karya tersebut. Mengandalkan duit bantingan dan penjualan tiket, Lukman beserta kawan-kawan ingin mengekspresikan loyalitas mereka dalam bentuk yang kreatif. Sayang, publik tak lagi bisa melihat totalitas anak-anak MAN 2 lantaran tim mereka belum bisa melaju ke babak selanjutnya.

Meski begitu, Lukman tetap mengapresiasi kerja keras kawan-kawannya yang berlaga di lapangan. Meski belum lolos, tapi penampilan yang diperagakan oleh tim MAN 2 tak buruk-buruk amat. “Jujur lolos grup saja di luar ekspektasi karena kami berada di grup yang berat,” tandasnya.

Sebelumnya MAN 2 bergabung dengan beberapa sekolah lain seperti SMA Al-Azhar 9, SMAN 1 Prambanan dan SMAN 1 Kasihan. Untuk keikutsertaan DBL tahun depan, Lukman berharap tim basket bisa bermain lebih nggetih alias berdarah-darah demi trofi bergengsi Honda DBL. “Kami sangat antusias untuk kompetisi tahun depan. Kami harus ikut lagi,” harapnya.

 

Kalau lagi senggang, baca berita-berita menarik dari mainmain.id yuk:

 

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game