JOGJAKARTA - Gelaran UBS Gold Dance Competition hari ke-9 di Jogjakarta menghadirkan berbagai tim dance dengan bermacam-macam kreativitas. Baik koreografi, musik, kostum, properti, maupun dancer itu sendiri.

Memang, kompetisi dance identik dengan kaum hawa. Namun tak sedikit pula cowok-cowok yang ikut ambil bagian jadi personil tim dance. Bukan sekadar meramaikan, beberapa diantaranya memang mengaku menekuni tari.

Diantaranya adalah Gabriel Ze Hagatha, Nicholas Christiano dan Arief Oscar. Tiga cowok ini "nyempil" diantara enam cewek dancer SMA Budya Wacana. Ketiganya mengaku sama-sama menyukai dan menekuni dance. Keseriusan itu mereka wujudkan dengan bergabung ke dalam ekskul sekolahnya.

"Kita pengen tunjukkin kalau dance itu gak melulu cewek. Gak ada yang salah dengan cowok yang menari," kata Nicholas yang disepakati oleh kedua temannya.

Di luar ekstrakurikuler, mereka mengaku sering latihan sendiri. Youtube disebut menjadi rujukan utama untuk melatih gerakkan dan mencari rujukan guna melakukan improvisasi. "Biasanya kan dasar koreo diberikan untuk cewek, secara di tim memang lebih banyak cewek. Makanya kami yang cowok mesti improve," kata Gabriel.

Hal serupa juga dialami oleh Bima Aditya yang jadi satu-satunya personil cowok di tim dance SMA 6 Yogyakarta. Bima yang mengaku menyukai dance sejak dirinya masih TK, harus banyak beradaptasi baik untuk urusan teknis tarian maupun interaksi dengan personil lainnya.

Meski begitu Bima tetap percaya diri. Menurutnya dance dan dirinya tak bisa dilepaskan. Sama seperti tiga cowok personil BW, Bima juga kerap latihan dengan teman-teman di luar sekolah yang memiliki hobi sama.

Berbeda dengan BW, keikutsertaan Bima sebagai personil dance Namche, julukan SMA 6 Yogyakarta, dilalui dengan seleksi. Hal itu karena dance tak menjadi ekstrakurikuler di sekolahnya.

"Awalnya ada dua yang lolos seleksi. Namun karena jadwalnya gak cocok, akhirnya jadi aku aja yang terus lanjut," kata Bima.

Berada di tengah-tengah cewek membuat Bima harus melakukan penyesuaian ekstra. Penyesuaian itu meliputi banyak hal mulai dari gerakan, kostum hingga interaksi diantara personil. Meski begitu Bima tetap percaya diri. Cibiran tentu ada di lingkungan sosial kita yang memang sangat maskulin. Namun Bima menunjukkan bahwa ia tetaplah Bima yang biasa dan berbeda ketika beraksi.()

Baca juga informasi terbaru dari mainmain.id yuk:

 

 

 

 

Populer

Sinergi Sekolah Antar Bulungan Bisa Prestasi di Olahraga dan Akademik!
Kilas Balik: Kebangkitan Al-Maruf yang Membahayakan
Penggawa Smaven Dominasi Top Asis Leaders DBL Banjarmasin 2024
Menuju Musim Baru: SMAN 8 Bandung Diminta Bermain Lepas dan Menikmati Game
Fenomenal! Danu Satria Pimpin Daftar Top Poin Leaders DBL Banjarmasin 2024