JOGJAKARTA-Figur Princess Jasmine dalam cerita Aladdin memang sosok yang menarik. Meski merupakan putri raja, namun ia tidak sombong dan tinggi hati. Ia mau turun menyapa warga kerajaan yang dipimpin oleh ayahnya. Tak berhenti hanya disitu, kebersahajaan hati Jasmine juga terpancar kemandiriannya.
Pantas apabila sosok putri dari negeri seribu satu malam itu banyak diadaptasi dalam gerak tari para peserta UBS Gold Dance Competition Yogyakarta 2019. Tahun ini kompetisi dance bergengsi itu mengharuskan para pesertanya untuk mengadaptasi tema Disney’s Princess.
Salah satu tim yang terinspirasi oleh karakter Jasmine adalah tim dance putri SMAN 6 Yogyakarta. Kepada DBL.id, kapten tim dance Tarysa Annabel berbagi kisah mengenai proses kreatif tim yang tampil dengan sepuluh orang itu. Annabel menyebut, karakter Jasmine cukup kuat dan menarik.
“Untuk itu secara koregrafi kita banyak adaptasi gerakan-gerakan tari Timur Tengah. BEgitu juga dengan musik pengiringnya,” ujar siswi Namche tersebut.
Tak hanya mengadaptasi dalam konsep tarian, karakter Jasmine yang mandiri juga terepresentasi ketika tim mengerjakan properti tarian mereka. Asal tahu saja, pada koreografi berdurasi sekitar 5 menit itu, tim dance putri Namche menggunakan beberapa properti seperti toyball, sayap dan kipas besar dengan ukuran 160 cm.
Khusus untuk kipas besar itu, Annabel mengaku ia dan teman-temannya sendirilah yang membuat. “Awalnya sempat kesulitan membuat kipas itu tertutup. Karena kami perempuan juga jadi agak sulit buat hal-hal teknis seperti itu. Tapi akhirnya kami menemukan cara sendiri,” ujar Annabel.
Butuh waktu sekitar 3 hingga 4 bulan bagi tim untuk menyiapkan semuanya, baik koreografi, musik dan properti. Itu belum menghitung persiapan fisik yang juga mereka lakukan mulai dari jogging, sit up, dan push up untuk menjaga stamina. Khusus untuk koreografi, ada seorang coach yang mendampingin mereka. Meski begitu para dancer tetap terlibat dalam menyusun gerakan ketika ada yang tidak pas.
Atas segala usaha keras yang telah mereka lakukan Annabel beserta tim berharap banyak pada kompetisi ini. Secara terang-terangan mereka ingin lolos, paling tidak sampai babak 10 besar.
“Kita tahun lalu belum bisa tembus. Makanya pengen banget untuk lolos tahun ini,” harap Annabel.