ESG

DBL ACADEMY

JR DBL

MAINBASKET

SAC

HAPPY
WEDNESDAY

DISWAY

MAINSEPEDA

Aurum Titu (foto sebelah kiri, jersei nomor empat) dan Serena Francis (foto sebelah kanan), keduanya pernah berhadapan di final party DBL Kupang 2016

Sejarah baru dalam demokrasi Indonesia terjadi, Kamis, 20 Februari 2025. Sebanyak 481 kepala daerah dilantik serentak oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.

Tahu gak, ternyata DBL Indonesia turut mewarnai sejarah baru dalam demokrasi Indonesia ini loh. Kok bisa? Ya, karena dari 481 kepala daerah itu tak sedikit yang selama ini turut mengambil bagian dalam kompetisi DBL.

Sebagian besar punya peran tersendiri dalam mendukung perjalanan 20 tahun kompetisi DBL. Tak hanya itu, setidaknya ada dua kepala daerah yang pernah terlibat langsung menjadi student athlete di kompetisi DBL. Loh, siapa mereka?

Mereka adalah Aurum Titu Eki dan Serena Francis. Aurum Titu Eki merupakan Wakil Bupati Kupang. Saat masih SMA doi terpilih sebagai pemain SMA Giovanni Kupang yang berlaga di DBL Kupang.

Nama kedua mungkin cukup akrab di telinga. Yup, Serena Francis. Di masa SMA-nya, Serena masuk dalam daftar skuad juara SMAN 3 Kupang di DBL Kupang musim 2016. Skuad bersejarah.

Kenapa skuad bersejarah? Sebab sejak bergulir pada 2013 sampai 2025, hanya SMAN 3 Kupang saja yang pernah mengawinkan gelar juara di DBL Kupang. Dan, itu terjadi pada 2016 saat Serena masih menjadi pemain.

Eits, cerita menariknya tak berhenti sampai di sini.

Ternyata nih Serena dan Aurum pernah berada satu lapangan! Tepatnya pada final DBL Kupang 2016. Yap, kala itu tim basket Smantig berhadapan dengan Giovanni di partai puncak. Giovanni mengincar juara untuk kembali mengulang cerita manis pada musim 2013.

Pun demikian bagi Smantig yang juga ingin mengukir sejarah, mengingat saat itu (2016) partai final pertama mereka. Tapi Serena Francies dan kawan-kawan keluar sebagai juara setelah mengalahkan Giovanni dengan skor akhir 24-14.

Jadi pertemuan Serena dan Aurum di Monas kali ini bisa disebut reuni. Hanya saja dulu mereka kerap bertemu dengan jersey basket, sekarang dengan pakaian dinas kepala daerah.


Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis (kanan) bersama Wali Kota Kupang Christian Widodo saat menghadiri pelantikan serentak di Monas.

Yang spesial dari pelantikan kepala daerah serentak bukan sekadar dari cerita Serena dan Aurum. Tapi, sejumlah kepala daerah yang dilantik Presiden Prabowo ini punya hobi main basket. Mereka abas banget. Siapa saja?

Tentu yang pertama ada Gubernur Jakarta, Pramono Anung. Sudah banyak yang tahu, Mas Pram, begitu ia biasa disapa, sudah basketan sejak ia kuliah di ITB. Dia juga alumnus tim basket Halim Kediri pada 1982. Bahkan, sampai saat ini olahraga Pramono Anung selain bersepeda juga basketan.

Mas Pramono juga sempat mengajak DBL Indonesia main basket bareng Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Bogor pada 2018. Saat itu Jokowi sekaligus membuka musim baru DBL.

Baca Juga: Pramono Anung Puji Penyelenggaraan Final DBL Jakarta 2024

Selanjutnya ada Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elistianto Dardak yang ternyata update banget soal NBA. Emil bahkan pernah gayeng bercerita pada skuad DBL Indonesia All-Star 2019 sebelum ke Amerika Serikat soal hobinya mengoleksi kartu-kartu basket. Wah, oldschool banget kan?

Baca Juga: Emil Dardak Berharap All-Star jadi Inspirasi Masyarakat Sepulang dari Amerika

Kepala daerah yang lebih muda seperti Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana juga abas banget. Dhito, sapaan akrabnya, mewarisi DNA basket dari bapaknya, Pramono Anung. Sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Dhito sering diajak bapaknya nonton pertandingan basket. Kini Mas Dhito jadi penggemar berat New York Knicks.

Baca Juga: Hanindhito Himawan Pramana dan Sumpah Setia Pada New York Knicks

Tentu dengan banyaknya anak basket sebagai kepala daerah, DBL Indonesia berharap kolaborasi bisa dilakukan lebih masif lagi. Melibatkan pemerintah-pemerintah daerah untuk bersama-sama mewujudkan mimpi-mimpi anak muda lewat kompetisi DBL.

Dilantiknya Serena dan Aurum juga mempertegas harapan founder DBL Indonesia, Azrul Ananda, bahwa kehadiran DBL lebih dari sebuah liga basket pelajar.

“99 persen anak DBL tidak melanjutkan kariernya sebagai pemain basket profesional. Tapi mereka harus menjadi profesional di bidangnya masing-masing. Apa yang mereka dapat selama mengikuti kompetisi DBL, harapannya bisa mereka terapkan di bidangnya masing-masing, salah satunya sportivitas dan kedisiplinan,” kata Azrul.(*)

  RELATED ARTICLES
Comments (0)
PRESENTED BY
OFFICIAL PARTNERS
OFFICIAL SUPPLIERS
SUPPORTING PARTNERS
MANAGED BY