TANGERANG - Bicara soal keseruan dan fanatisme suporter di Honda DBL Banten Series tak ada habisnya. Soal kreativitas dan militansi mereka tak kalah dengan para suporter dari kota lain. Contohnya tim suporter dari SMAN 7 Tangerang yang selalu tampil keren dan setia mendukung tim kesayangannya berlaga.
Saat opening party Jumat (27/9), mereka benar-benar membuat riuh GOR Dimyati, Tangerang. Suara dari para Curva Tifosi 7 terdengar terus bersaut-sautan meneriakan chant demi mendukung tim kesayangannya. Mereka hadir memenuhi tribun dengan dress code kaos hitam. Sore itu, SMAN 7 Tangerang berhadapan dengan SMA Ora Et Labora di opening party Honda DBL seri Banten.
Walau akhirnya mereka harus tunduk dan mengakui keunggulan OET, namun hal tersebut tak membuat mereka kecewa atau terpuruk. Sebaliknya mereka bangga telah melakukan yang terbaik untuk menunjukan siapa Curva Tifosi 7 sebenarnya.
Selain datang beramai-ramai, mereka juga menyiapkan kejutan di tengah tribun. Mereka mampu membuat seisi GOR Dimyati berdecak kagum saat menampilkan koreografi 3D. Koreo itu memuat gambar Pennywise, atau badut pada film IT.
“SMAN 7 itu dikenal sekolah lain sebagai satu kesatuan. Jadi pake koreografi ini kita mau nunjukin betapa garangnya 7. Walaupun kami akui kita tunduk sama OET, yang penting kami udah nunjukin yang terbaik,” ungkap koordinator Curva Tifosi 7, Muhammad Sulhan.
Sulhan juga menceritakan proses pembuatan koreo 3D itu. "Bikinnya dalam waktu 2-3 minggu. Dan beberapa teman turut membantu pembuatan 3D," katanya. Dengan waktu yang cukup itu mereka tetap ingin menunjukan dukungan penuh untuk kawan-kawannya yang berlaga di lapangan.
Semangat Curva Tifosi 7 dalam menyiapkan koreografi 3D ini juga demi menunjukan keseriusan mereka meskipun penuh berbagai keterbatasan. Tak hanya itu, mereka juga turut membawa sang maskot demi menambah kesan meriah pada saat mereka nribun.
Mengusung maskot seekor tupai, Squita tampak asik berinteraksi dengan para penonton lain. Beberapa kali juga Squita terlihat menari-nari dan ikut nribun bareng Curva Tifosi 7.
“Kami punya nilai lebih pada kreatifitas dan kekompakan. Dan kami juga dalam mendukung tim sekolah tidak mau setengah-setengah. Karena sebelum Honda DBL mulai kami sudah jauh-jauh hari mempersiapkan semuanya. Bahkan selesai Honda DBL pun kami tetap menjaga kekompakan dan solidaritas kami,” tungkasnya.
Dengan meraih gelar best supporter, siswa kelas XII itu merasa sangat bangga. Hal itu juga ia tujukan untuk sebuah persembahan terakhir kepada sang sekolah tercinta.
"Kami berhasil mengharumkan nama sekolah meskipun hanya lewat hal kecil. Meskipun awalnya pihak sekolah tidak percaya dengan target kami. Tapi kami bisa membuktikan bahwa kerja keras bisa membuahkan hasil best supporter ini," tutup Sulhan.
Tetap semangat Curva Tifosi 7, sampai jumpa tahun depan. Kalian Keren!