Tak sesuai rencana dan jadi bencana. Masih teringat jelas kekalahan tim putra Jubilee (sebutan SMA Jubilee Jakarta) pada partai final Honda DBL with Kopi Good Day 2024 Jakarta meninggalkan luka tersakit bagi para penggawanya.
Utamanya bagi pemain Jubilee yang sedari musim 2022 telah membela sekolah di DBL Jakarta. Praktis secara hitung-hitungan, mereka yang berseragam Jubilee pada dua musim lalu, tahun ini menjadi final terakhir mereka.
Sejak dua musim lalu mereka tak mengenal pahitnya kalah pada laga final. Tak pernah mempersiapkan obat penawar kesedihan karena kalah dengan menyakitkan di final.
Nah, musim ini mereka harus rela menelan pil pahit tersebut setelah ditumbangkan Bukit Sion (SMA Bukit Sion Jakarta) pada laga final. Jubilee tumbang dengan selisih tiga poin saja (48-51). Sakit. Bahkan bagi mereka yang telah bersama Jubilee selama tiga musim tak ada bayangan sama sekali jika kalah harus seperti apa dan bagaimana.
Pasalnya sejak musim 2022 hingga 2023, Jubilee adalah penguasa baru DBL Jakarta. Mereka lebih banyak berfoto bersama juara ketimbang merasakan pahitnya gagal juara.
Baca juga: Dari Kebumen ke Jakarta, Ibunda Kobe Russell Dukung Anak Merantau Demi Basket
Kenneth Leebron adalah salah satu dari barisan kesuksesan Jubilee pada musim 2022 dan 2023. Musim ini ia gagal menutup masa SMA dengan manis.
“Ngadepin final kemarin jujur nyesek banget. Apalagi tahun terakhir ya pengennya happy ending,” ujarnya.
Jalan hidup tak ada yang tahu. Tak sesuai rencana ia masih terpaku di arena. Menerima kenyataan penutupan masa SMA tak berjalan semestinya, “Ending-nya tidak sesuai yang kita harepin. Mau gimana lagi. Tahun ini kita yang rasain kalah,” ungkapnya.
Iya, ia masih tak menyangka bahwa akhir cerita bahagia jauh dari rencananya. Jauh dari gambaran yang telah ia bayangkan sehari atau seminggu sebelumnya.
Baca juga: Rainer Ignatius, Tekanan Jadi Ruki dan Alasan Memilih Buksi
“Pas liat skor akhir dan buzzer sudah bunyi rasanya disbelief aja. Sudah gak bisa kejar lagi karena waktunya habis dan yang pasti sedih. Apalagi tahun terakhir sudah gak bisa balas dendam lagi,” sambungnya.
Kenneth Leebron!!
Luka tersebut tak kunjung sembuh meski partai final telah usai. Sehari setelahnya rasa sakit tetap ia rasakan. Penyebabnya adalah melihat beberapa potongan momen final yang lewat pada beranda sosial medianya,
“Besoknya pas lihat story orang-orang pada ngucapin selamat champion gitu-gitu, rasanya nyesek banget. Karena ya kalau mereka gak menang ya yang champion kita. Kita yang dapet ucapan itu,” terangnya.
Satu hal yang bisa dipetik oleh Kenneth Leebron dari serangkaian luka ini adalah ia sadar betul bahwa kekalahan pada partai final DBL Jakarta adalah sebuah jalan yang telah diberikan oleh Pencipta.
“Menurut aku its not the end of the world. Ini mungkin memang jalan dan rencana Tuhan. Aku harus lebih kerja keras dan evaluasi lagi. Karena masih banyak target berikutnya,” cetusnya.
Kenneth Leebron, terima kasih telah berbagi cerita. Cerita soal pahitnya kalah waktu final DBL Jakarta. Semangat terus!
Cerita Kenneth Leebron merupakan bagian dari banyak cerita yang terjadi di Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025.
Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 digelar di 31 kota dan 23 provinsi se-Indonesia. Setiap tahunnya, DBL Indonesia memilih student athlete terbaik dari masing-masing kota untuk diseleksi menjadi DBL Indonesia All-Star melalui program DBL Camp.
Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 juga menampilkan AZA 3X3 Competition 2024-2025. Semua pertandingan Honda DBL with Kopi Good Day 2024-2025 disiarkan live di channel YouTube DBL Play. Dua musim ini DBL didukung oleh produk kopi anak muda, Kopi Good Day.
Baca Juga: Mengenal Kopi Good Day, Produk Kopi Anak Muda yang Banyak Rasa
Profil pemain ini bisa dilihat pada halaman di bawah ini (pengguna Android bisa melakukan scroll dengan double tap)